Rabu, 13 Februari 2013

Aku bukan Wanita yang Kuat

Nggak terbayang sebelumnya kalau menjadi seorang Ibu membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Dulu semasa gadis aku beranggapan bahwa aku akan pintar dalam mengontrol emosi jika berhadapan dengan anak-anak ku kelak. Tapi ternyata berbeda, serasa darah naik ke kepala. Berkali-kali istighfar tapi begitu mendengar rengekan Asya yang menjadi-jadi membuat ku kadang-kadang tidak bisa menahan emosi untuk bersuara lebih tinggi. Memang benar kalau menjadi Ibu Rumah Tangga itu stress nya lebih tinggi dari pada tingkat stress seorang wanita yang bekerja di luar rumah. Capek....
Kerjaan rumah dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi nggak ada habisnya. Apalagi kalau ada konflik dengan suami. Makin nggak sabar dalam menghadapi anak. Kadang aku berfikir enaknya kehidupan sebelum menikah. Mau tidur bisa kapan aja. Nggak perlu bangun setiap saat karena mendengar anak merengek minta susu. Mau pergi ke luar rumah bisa bebas ke sana kemari tanpa membawa tentengan yang beratnya lebih dari 3kg. Kalau capek kerja di kantor pulang tinggal makan.
Masya Allah...
Walhamdulillah...
Aku masih punya suami yang masih sehat, muda dan kuat. Jadi bisa berbagi dalam tugas rumah tangga. Allah Maha Tahu dengan keadaan hambaNya. Allah tahu kalau aku bukan termasuk wanita yang kuat dalam menanggung beban mengurus rumah dan tetek bengeknya.

0 komentar:

Posting Komentar

Yoyen dalam Kenangan

Yoyen dalam Kenangan

 
;