Ini hanya sekedar berbagi cerita. Bagus tidaknya cerita tergantung penilaian yang baca tulisan ini. Beberapa hari yang lalu aq datang ke rumah MR SMA ku sekalian mau ambil buku yang sebelumnya ku titip dgn suami nya yang pergi ke Jakarta. Seperti biasa setiap aq datang ke rumahnya, beliau selalu bertanya apa aq sdh makan ato belum, lalu bertanya kondisi liqo ku dan berlanjut hingga berbicara ttg seorang umahat yang membuat usaha kue dan alhamdulillah sekarang lumayan sukses di Batam. Sebenarnya sih bukan mau cerita kiat sukses beliau membuat usaha kue, tapi MR ku malah menceritakan proses si Umahat mendapatkan jodohnya. Begini cerita nya.
Proses yang Kilat
Akhwat (si Umahat) ini adalah seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung, beliau merupakan aktivis yang subhanallah mempunyai semangat luar biasa. Padahal ia sedang menderita suatu penyakit dimana penyakit itu menyerang tulang belakang dan sempat membuat si akhwat tidak berdaya. Kemudian dokter pun menyatakan jika ingin sembuh maka cara yang dilakukan haruslah dgn cara menikah. Si akhwat pun bingung. Kemudian beliau pun berdoa. Kejadian ini terjadi menjelang Ramadhan. Maka dari awal Ramadhan pun ia berdo’a dengan sungguh-sungguh, meminta kepada Allah. Beliau meminta sembuhkan penyakitnya dan pertemukanlah ia dgn jodoh sesegera mungkin apabila memang menikahlah cara yang terbaik. Hingga pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan, beliau pun I’tikaf di mesjid Bandung. Beberapa hari kemudian sehabis beliau berdo’a, si akhwat pun disamperin oleh seorang ibu.
Si Ibu pun bercerita mengenai anak laki-lakinya yang sudah menduda dgn satu cucu yg masih sangat kecil. Anak laki-lakinya menduda karena menantunya meninggal disebabkan kanker. Karena sama-sama orang Sunda si Ibu dan akhwat pun nyambung dalam berbicara. Kemudian tiba-tiba dengan to the point si Ibu melamar si akhwat. Ternyata selama I’tikaf si Ibu sudah memperhatikan gerak-gerik si akhwat, hingga jatuhlah pilihan si Ibu terhadap akhwat tsb.
Pagi-pagi saat sahur, si Ibu memanggil anak lakinya tsb. Si Ibu dengan PeDe nya bilang ke anak lakinya bahwa si akhwat nerima pinangan dari Ibu. Jelas saja si akhwat kaget bukan kepalang. Karena si akhwat belum mengatakan ia setuju ato tidak dengan pinangan itu. Kemudian si akhwat melirik anak laki si Ibu tsb, eh malah jatuh cinta pada pandangan pertama. Karena si akhwat harus menjaga image nya maka si akhwat mengatakan bahwa dia harus bertanya dulu dengan orang tua nya. Si Ibu pun tidak keberatan, asal pernikahannya dilakukan sesegera mungkin karena anak lakinya tsb akan pulang ke Batam. Maka pada lebaran ke-3 pernikahan pun berlangsung. Benar-benar proses yang kilat dan luar biasa.
Petuah Murobbiyah
Pengalaman yg membuat aq merinding. Seperti cerita dalam cerpen FLP. Singkat dan manis. Jangan pernah meragukan kekuatan do’a. Jangan pernah bosan untuk berdo’a. Kita tidak pernah tahu kapan do’a kita dikabulkan Allah, jadi, berdo’a lah tiap waktu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
6 komentar:
waaaaa....
mantapnya
mau juga lah kak
hehehehe...
yang buat merinding do'anya atau nikahnya?
wah teman2ku sudah mengarah kesana semua,
semoga tercapai segera...
waduh, laper ni...
nyari makan dimana ya...???
to Nurul:
ya wes... sok atuh dicoba tips di atas.
to Gi:
yg bwt aq merinding itu kedatangan sugi yg tak diketahui.........
maksud lo mpok,
gue dateng ga dijemput pulang tak diantar...?
sungguh terlalu dirimu mpok nop...
wah...
gara2 mukhoyam rambutku bermasalah..
masak ada ketombenya,
parah..
harus rajin2 perawatan lagi ni...
captain Gi aneh ya...
dari ngomongin merinding gara2 cerita kak nova,
tiba2 lari ke ketombe
@ kak nova : weleh, weleh, jangan sekarang dong kak
Posting Komentar