Kamis, 21 Januari 2010 6 komentar

The Miracle of Prayer



Ini hanya sekedar berbagi cerita. Bagus tidaknya cerita tergantung penilaian yang baca tulisan ini. Beberapa hari yang lalu aq datang ke rumah MR SMA ku sekalian mau ambil buku yang sebelumnya ku titip dgn suami nya yang pergi ke Jakarta. Seperti biasa setiap aq datang ke rumahnya, beliau selalu bertanya apa aq sdh makan ato belum, lalu bertanya kondisi liqo ku dan berlanjut hingga berbicara ttg seorang umahat yang membuat usaha kue dan alhamdulillah sekarang lumayan sukses di Batam. Sebenarnya sih bukan mau cerita kiat sukses beliau membuat usaha kue, tapi MR ku malah menceritakan proses si Umahat mendapatkan jodohnya. Begini cerita nya.

Proses yang Kilat

Akhwat (si Umahat) ini adalah seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung, beliau merupakan aktivis yang subhanallah mempunyai semangat luar biasa. Padahal ia sedang menderita suatu penyakit dimana penyakit itu menyerang tulang belakang dan sempat membuat si akhwat tidak berdaya. Kemudian dokter pun menyatakan jika ingin sembuh maka cara yang dilakukan haruslah dgn cara menikah. Si akhwat pun bingung. Kemudian beliau pun berdoa. Kejadian ini terjadi menjelang Ramadhan. Maka dari awal Ramadhan pun ia berdo’a dengan sungguh-sungguh, meminta kepada Allah. Beliau meminta sembuhkan penyakitnya dan pertemukanlah ia dgn jodoh sesegera mungkin apabila memang menikahlah cara yang terbaik. Hingga pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan, beliau pun I’tikaf di mesjid Bandung. Beberapa hari kemudian sehabis beliau berdo’a, si akhwat pun disamperin oleh seorang ibu.


Si Ibu pun bercerita mengenai anak laki-lakinya yang sudah menduda dgn satu cucu yg masih sangat kecil. Anak laki-lakinya menduda karena menantunya meninggal disebabkan kanker. Karena sama-sama orang Sunda si Ibu dan akhwat pun nyambung dalam berbicara. Kemudian tiba-tiba dengan to the point si Ibu melamar si akhwat. Ternyata selama I’tikaf si Ibu sudah memperhatikan gerak-gerik si akhwat, hingga jatuhlah pilihan si Ibu terhadap akhwat tsb.


Pagi-pagi saat sahur, si Ibu memanggil anak lakinya tsb. Si Ibu dengan PeDe nya bilang ke anak lakinya bahwa si akhwat nerima pinangan dari Ibu. Jelas saja si akhwat kaget bukan kepalang. Karena si akhwat belum mengatakan ia setuju ato tidak dengan pinangan itu. Kemudian si akhwat melirik anak laki si Ibu tsb, eh malah jatuh cinta pada pandangan pertama. Karena si akhwat harus menjaga image nya maka si akhwat mengatakan bahwa dia harus bertanya dulu dengan orang tua nya. Si Ibu pun tidak keberatan, asal pernikahannya dilakukan sesegera mungkin karena anak lakinya tsb akan pulang ke Batam. Maka pada lebaran ke-3 pernikahan pun berlangsung. Benar-benar proses yang kilat dan luar biasa.





Petuah Murobbiyah

Pengalaman yg membuat aq merinding. Seperti cerita dalam cerpen FLP. Singkat dan manis. Jangan pernah meragukan kekuatan do’a. Jangan pernah bosan untuk berdo’a. Kita tidak pernah tahu kapan do’a kita dikabulkan Allah, jadi, berdo’a lah tiap waktu.
Kamis, 14 Januari 2010 0 komentar

Sehat VS Sakit – manakah yg lebih MAHAL?




“Allah lebih menyukai muslim yg kuat daripada muslim yang lemah”

Dari aq SD hingga kuliyah istilah “ sehat itu mahal” begitu lekat di telinga. Hingga menjelang akhir study ku di AkPer istilah itu pun membuat ku berontak kecil. Masa’ sehat mahal sih! Bukannya justru sakit yg mahal. Tidak bisa dipungkiri lagi klo tubuh dan jiwa kita ada yg terganggu pasti melakukan apapun tidak comfort ‘n enjoy. Oleh sebab itu, dengan naluri kemanusiaan nya si manusia mencari solusi dalam bentuk mencari “obat” baik itu pergi ke praktek dokter umum, klinik, puskesmas, RSU, RS Swasta, RSJ, panti pijat / tukang urut, sin she, dukun, bidan, ato pun meracik obat sendiri alias memanfaatkan tanaman2 sekitar yg menurut sebagian masyarakat berkhasiat.

Kita kembali ke istilah “sakit itu mahal”. Ya iyalah coba kita hitung kasar. Misal di sore menjelang maghrib seorang anak mengalami demam. Pertolongan pertama yg Ibu berikan mengkompres anak dg air hangat, kemudian krn khawatir sudah 1 jam demam gk turun si Ibu membeli obat demam di warung dekat rumah (uang keluar), panas si anak turun, eh ternyata beberapa jam kemudian demam lagi. Sontak si Ibu dan Ayah bertambah resah. Akhirnya malam itu juga si Anak dibawa ke praktek dokter umum yg masih buka. Si Dokter pun memberikan beberapa obat (biasanya paracetamol, antibiotik, dan multivitamin itu wajib ada)- (uang keluar)- plus biaya jasa dokter dan perawat kemudian dokter pun menyebutkan biaya pengobatan yg hrs dibayar oleh ortu si Anak tsb. Kemudian pulang lah si keluarga itu. 2 hari kemudian si keluarga itu datang lagi dg keluhan si Anak masih demam. Kemudian dokter pun menyarankan agar darah si Anak dicek laboratorium. Si Ortu pun menyetujuinya (uang keluar). Beberapa jam kemudian hasil lab sudah bisa diterima oleh dokter yg menyarankan tadi. Maka si dokter pun menyatakan si Anak mengidap Demam Berdarah Dengue (DBD). Si Ortu pun kaget dan sedih. Mereka meminta saran bagaimana sebaiknya, si Dokter pun menyarankan bisa diopname atau dirawat di rumah saja dgn memperhatikan secara ketat input dan output cairan si Anak.




Jika si ortu memilih dirawat di rumah saja, maka cerita selanjutnya si ortu terpaksa membeli banyak minuman rasa seperti jus buah krn si Anak gk suka minum air putih (uang keluar). Ato memilih utk dirawat di RS (uang keluar). Si ortu akan bertemu dg dokter umum yg ada di Emergency (uang keluar) si Anak diinfus (uang keluar). Kemudian si Anak akan dirawat di salah satu kamar RS (uang keluar). Jika botol infus habis maka botol infus pun diganti lagi (uang keluar). Belum lagi obat yg harus diberikan utk si anak saat diopname (uang keluar). Begitu terus selanjutnya hingga hari ke 7.

Berapa Banyak kalimat “uang keluar” saya tulis di wacana di atas. Itu masih uang keluar yg saya anggap normal, blm lg uang keluar yg bersifat incidental.
Bayangkan berapa rupiah yg dikeluarkan oleh si Ortu dari penyakit yg diderita si Anak. So, Sakit itu Mahal kan?!?
Senin, 11 Januari 2010 2 komentar

Intelijen AS Buka Mulut Soal Kecurangan Israel dan Inggris



Tudingan Iran terhadap Israel dan Inggris bahwa kedua negara itu telah memanipulasi dokumen-dokumen tentang program nuklir Iran, bukan tudingan tanpa dasar. Sumber-sumber intelijen di AS mengaku tahu tentang hal itu dan membenarkan bahwa Israel dan Inggris telah memanipulasi dokumen-dokumen tentang program nuklir Iran yang dipublikasikan di surat kabar Times pada 14 Desember lalu.

Wartawan investigasi Inter Press Service (IPS), Gareth Porter yang membuat laporan tersebut, berhasil mengorek keterangan dari agen-agen intelijen AS soal kecurangan yang dilakukan oleh agen-agen intelejen Israel dan Inggris untuk menyudutkan Iran dalam hal program nuklirnya.

Seorang mantan agen CIA yang bertugas di departemen anti-terorisme antara tahun 1976-1992, Philip Giraldi pada IPS mengatakan bahwa AS tidak terlibat dalam konspirasi itu. Sumber-sumber di intelijen AS, kata Giraldi, menduga keras Inggris dan Israel yang telah memanipulasi dokumen-dokumen tentang program nuklir Iran.

Dalam artikel yang dimuat Times disebutkan bahwa Iran diam-diam sedang melakukan uji coba sebuah komponen penting untuk membuat bom nuklir yang disebut "inisiator neutron". Times mengklaim artikelnya itu berdasarkan dokumen-dokumen program nuklir Iran tapi tidak menyebutkan darimana Times mendapatkan dokumen-dokumen tersebut. Times hanya mencantumkan kutipan dari narasumber yang disebutnya sebagai "sumber intelejen Asia." Sejumlah media menggunakan istilah "sumber intelejen Asia" yang merujuk pada agen-agen intelijen Israel.

Sumber anonim itu, seperti ditulis Times mengatakan bahwa pemerintahnya yakin bahwa Teheran sudah mengerjakan inisiator neutron sejak tahun 2007. Tapi klaim tersebut dibantah oleh Ramin Mehman-Parast, jubir menteri luar negeri Iran. Mehman menyatakan klaim tersebut sangat tidak berdasar.

Times memuat laporan tersebut beberapa saat sebelum para politisi AS dan Eropa menggelar pertemuan untuk membahas nuklir Iran. Hasil pertemuan itu lagi-lagi mengeluarkan ancaman berupa sanksi lebih berat dan kemungkinan serangan militer Israel terhadap Iran, jika Iran tidak juga menghentikan program nuklirnya.

Sementara itu, Porter dalam laporan investigasinya menulis, media massa AS dalam laporan-laporannya yang mengutip sejumlah analis intelejen AS seolah ingin memperkuat laporan Times tersebut dan membenarkan isi dokumen-dokumen program nuklir Iran yang diklaim surat kabar terbitan London itu.

Ditanya tentang hal ini, Giraldi mengakui pernyataan-pernyataan para analis intelijen yang dimuat media massa di AS memang mencurigakan. "Jaringan Rupert Murdoch (konglomerat media massa AS) sudah dimanfaatkan secara luas untuk mempublikasikan laporan-laporan intelejen palsu yang sumbernya dari orang-orang Israel dan beberapa diantaranya dari pemerintah Inggris," kata Giraldi.

Selain Times, media-media massa di AS milik Murdoch seperti Sunday Times, Fox News dan New York Post sudah menjadi rahasia umum sebagai media yang pro-Israel.

Bukan sekali ini saja, Giraldi mendapat laporan dari koleganya sesama intelejen tentang adanya dokumen-dokumen palsu. Giraldi sendiri berpengalaman mengungkap pelaku pemalsuan dokumen-dokumen penting di AS. Dua kasus besar pemalsuan dokumen dalam sejarah AS yang pernah ditangani Giraldi antara lain kasus pemalsuan surat yang dilakukan oleh Michael Ledeen pada tahun 2005.

Leeden adalah tokoh sayap kiri ekstrim yang pernah bekerja sebagai konsultan untuk Pentagon. Leeden membuat surat palsu yang menyebutkan bahwa Irak membeli uranium dari Nigeria. Surat itu menjadi salah satu pendorong mantan presiden AS George W. Bush melontarkan tuduhan bahwa Saddam Hussein memiliki senjata nuklir dan memicu invasi AS ke Irak. Belakangan, tuduhan itu tidak pernah terbukti.

Giraldi pula yang berhasil membongkar pemalsuan surat yang dilakukan oleh para pejabat di "Kantor Perencanaan Khusus" yang bekerja dibawah lembaga Undersecretary of Defense for Policy Douglas Feith. Para pejabat di kantor ini sengaja membuat surat palsu yang seolah-olah ditulis oleh penasehat intelejen Saddam tentang rencana pengapalan yang dilakukan secara rahasia dari Nigeria.

Diduga motif Israel memalsukan dokumen-dokumen program nuklir Iran karena Israel tidak puas dengan laporan komunitas intelijen AS, National Intelligence Estimate tahun 2007 lalu yang menyimpulkan bahwa Iran tidak sedang membuat bom nuklir. (ln/prtv)
http://www.eramuslim.com/berita/dunia/intelejen-as-buka-mulut-soal-kecurangan-israel-dan-inggris-soal-nuklir-iran.htm

Yoyen dalam Kenangan

Yoyen dalam Kenangan

 
;