HadOoooohh....
Mimpi ape lah semalam?
Hari nie banyak kali aq dengar orang - orang pada pacaran.
Ada yang CBSA (Cinta Bersemi Sesama Aktivis), ada pula seorang aktivis dakwah senior pacaran dengan orang amah.
GEDUBRAK!!!!
Malu............................................................................................................................
Kate pak Ustadz. Kasih due pilihan aje... sama si terdakwa. Nikah ato lepaskan pasangan nya.
Buang aje tu orang dari wajihah dakwah nie. Kaderisasi udah bekerja serius merekrut kader, eh si aktivis malah mencemarkan nama baik nya si wajihah dakwah ini di depan calon kader.
GERAM !!!
Bagi para orang tua yang memiliki anak laki-laki yang belum baligh biasanya memanfaatkan liburan sekolah sebagai moment untuk khitanan. Oleh sebab itu, PT UNICEF dan Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai tipe 8 Batam bekerjasama dengan Dompet Sosial Ulil Albab (DSUA) Batam mengadakan khitanan massal. PT UNICEF mengadakan pada hari Ahad 27 Juni 2010 sedangkan Bea cukai pada hari Senin 28 Juni 2010.
Survey mini.
Setiap berpartisipasi dalam khitanan massal selalu saja ada pengalaman unik yang ku dapat. Tapi, ada pula pemandangan yang sama setiap kali nya di khitanan. Seperti, anak-anak yang menangis meraung-raung karena tidak mau di sunat.
“Aku nggak mau disunat!!!” berontak seorang anak dengan air mata yang sudah mengalir.
“B*r*ng ku nggak mau dipotong!!!”
“Aku nggak mau disuntik!!!”
“Sakit……. Aku jangan disuntik!” pinta anak dengan muka memelas.
Pada saat pertama kali berpartisipasi dalam kegiatan khitanan, sempat timbul rasa tidak tega.
Aduh! Nggak tega ni, pikir ku
Tapi, alah tega karena biasa. Jadi sekarang muka-muka anak yang memelas sambil menangis, meraung-raung nggak mempan lagi buat ku untuk tidak tega menyunat mereka. Apresiasi ku, aku berikan pada anak-anak yang kooperatif saat terjadi tragedi pemotongan (ha..ha..)
Di saat khitanan, aq melakukan survey perbandingan mini. Hasil survey ku adalah hampir semua anak dari pasangan ikhwah ato salafi ato JT lebih banyak melakukan pemberontakan. Banyak meraung-raung, penakutnya na’udzubillah… berbeda dengan anak dari pasangan amah. Anak nya lebih berani, dan kooperatif. Kenapa bisa begitu ya?!
Survey mini.
Setiap berpartisipasi dalam khitanan massal selalu saja ada pengalaman unik yang ku dapat. Tapi, ada pula pemandangan yang sama setiap kali nya di khitanan. Seperti, anak-anak yang menangis meraung-raung karena tidak mau di sunat.
“Aku nggak mau disunat!!!” berontak seorang anak dengan air mata yang sudah mengalir.
“B*r*ng ku nggak mau dipotong!!!”
“Aku nggak mau disuntik!!!”
“Sakit……. Aku jangan disuntik!” pinta anak dengan muka memelas.
Pada saat pertama kali berpartisipasi dalam kegiatan khitanan, sempat timbul rasa tidak tega.
Aduh! Nggak tega ni, pikir ku
Tapi, alah tega karena biasa. Jadi sekarang muka-muka anak yang memelas sambil menangis, meraung-raung nggak mempan lagi buat ku untuk tidak tega menyunat mereka. Apresiasi ku, aku berikan pada anak-anak yang kooperatif saat terjadi tragedi pemotongan (ha..ha..)
Di saat khitanan, aq melakukan survey perbandingan mini. Hasil survey ku adalah hampir semua anak dari pasangan ikhwah ato salafi ato JT lebih banyak melakukan pemberontakan. Banyak meraung-raung, penakutnya na’udzubillah… berbeda dengan anak dari pasangan amah. Anak nya lebih berani, dan kooperatif. Kenapa bisa begitu ya?!
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh
Barokallohu laka, wabaroka 'alaika wa jama'a bainakuma fil khoir...
Menautkan dua hati dalam ikatan suci yang halal melalui pernikahan,
semoga jadi ladang amal menuju jalan-Nya.
Mengundang teman-teman KAMMI Batam pada pernikahan :
Yelmita Fitri, AMK
dengan
Dodi Nanda Zam, AMK
dengan
Dodi Nanda Zam, AMK
dengan akad nikah yang Insya Allah akan dilaksanakan pada:
Hari/ tanggal : Sabtu/ 3 Juli 2010
Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Mesjid Al Munawaroh Bengkong Harapan
dan Walimatul ursy dilaksanakan pada:
Hari/ tanggal : SDA
Pukul : 10.00 WIB s/d selesai
Tempat : Bengkong Harapan II blok J no.29
Tesis utama Frans Johansson adalah bahwa jika berbagai bidang, disiplin ilmu, dan budaya dipadukan akan terwujud semacam ledakan ide yang luar biasa (Frans Johansson, 2007).
Pada kalimat di atas terdapat kata “ledakan” yang membuat ku tertarik. Sebenarnya bukan kali ini aku tertarik dengan kata itu. Ketertarikan itu sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu setelah membaca buku Quantum Tarbiyah. Entah kenapa telinga ini begitu tertarik dengan kata tersebut. Kali ini bukan membahas alasan kenapa aku suka kata “ledakan”. Akan tetapi, aku akan sedikit membahas kalimat di atas. Yang mudah-mudahan bisa memberikan sedikit warna di dalam perjuangan KAMMI Komisariat Batam khususnya di bidang pengkaderan.
Kota Batam yang memiliki lebih kurang 20 kampus merupakan asset terbesar dalam menyumbangkan banyak kader KAMMI bila dibandingkan dengan wilayah Kepri lain seperti Tg. Pinang, Bintan, dan Karimun. Seharusnya bisa menjadi cambuk penyemangat KAMMI Komsat Batam khususnya Departemen Kaderisasi yang membawahi langsung tugas perekrutan kader. Apalagi target pengkaderan untuk Kepri tahun ini adalah 1000 kader. Oleh sebab itu, dibutuhkan kerja yang ekstra dari Departemen Kaderisasi. 1000 kader ?! it’s a big dream. Apalagi dengan umur KAMMI Komsat Batam yang masih sangat muda. Belum genap berusia 3 tahun. Kalau dalam mata kuliah Keperawatan Anak usia ini disebut BATITA (Bayi di bawah tiga tahun). Tidak apa-apa, bermimpilah yang besar mumpung gratis!!! Tapi bermimpi harus dibarengi dengan kerja nyata. Semakin besar mimpi yang ingin diwujudkan maka semakin besar pula perjuangan kita untuk merealisasikannya. Karena perjuangan hari ini untuk cita-cita hari esok dan cita-cita hari esok adalah langkah nyata kita hari ini (Musyaddad, 2010).
Pada awal terbentuknya KAMMI Komsat Batam pada tanggal 27 Desember 2007, KAMMI Batam hanya memiliki kader di dua kampus saja. Yaitu Politeknik Batam dan Akper Mitra Bunda Persada (AMBP) Batam. Dengan jumlah alumni DM 1 sebanyak 11 orang. Setelah dua tahun dilewati Alhamdulillah KAMMI Komsat Batam (KomBat) pun telah memiliki kader di enam kampus. Yaitu Politeknik Batam, STIKES Mitra Bunda Persada, Universitas Batam (UNIBA), Universitas Riau Kepulauan (UNRIKA), FT. Universitas Maritim Raja Haji (FT. UMRAH), dan Universitas Internasional Batam (UIB). Dengan banyaknya kader dari berbagai macam kampus tergabung di KAMMI KomBat. Otomatis berbagai macam jurusan, keahlian dan latar belakang kader bisa menambah keragaman KAMMI KomBat itu sendiri. Yang pada akhirnya bisa melahirkan “ledakan” ide yang luar biasa. Seperti tesis utama yang ditulis oleh Johansson.
Bisa dibayangkan jika setiap kampus di Batam memiliki kader KAMMI, maka KAMMI KomBat bisa menyumbangkan ide luar biasa dalam perbaikan kota Batam khususnya. Karena pada dasarnya mahasiswa mempunyai peran-peran strategis, antara lain: Moral Force (kekuatan moral), Agent of Change (agen peubah), People Power (Kekuatan rakyat), Iron Stock (cadangan nasional), dan yang terakhir Guardian of Value (Pengawal nilai-nilai). Dimana hingga saat ini mahasiswa Batam belum mengamalkan peran-perannya tersebut. Jangankan mengamalkan, mengetahuinya pun tidak. Karena mahasiswa Batam mindset nya sudah terbentuk sejak dibangku sekolah. Bahwa kuliah harus selesai dalam waktu sesingkat-singkatnya dengan nilai setinggi-tingginya kemudian wisuda dengan IPK yang tinggi lalu mencari kerja menjadi karyawan di sebuah perusahaan. Itulah yang dikatakan mahasiswa sukses. Jadi bisa dibilang mereka termasuk mahasiswa apatis. Berbagai macam alasan yang mereka utarakan jika diajak untuk gabung dalam organisasi. Dari alasan orang tua yang tidak mengizinkan hingga jam kuliah yang terlalu padat dan tugas kuliah yang menumpuk. Jam kuliah yang terlalu padat dan tugas kuliah yang menumpuk?! Alasan yang sangat klasik. Jawaban yang biasa aku keluarkan adalah yang menjadi mahasiswa bukan kalian doang. Sudah dari zaman baheula, manusia terdahulu sudah kuliah dan mereka juga aktif berorganisasi. Dengan menyandang prestasi akademis yang memukau pula. Tugas yang menumpuk itu karena kebiasaan buruk kalian yang suka menunda-nunda tugas. Besok akan dikumpul malam ini pula kalian baru mengerjakan nya.
Kita tidak bisa pula menyalahkan mereka (red: mahasiswa apatis) karena tidak mahu bergabung dalam menyelesaikan Pe-eR perubahan ini. Itulah warna-warni dunia kampus, warna-warni dunia pergerakan. Hanya manusia yang gelisah, kuat dan sabar yang bisa terus bertahan hingga ke garis finish perubahan. Seperti slogan heroiknya KAMMI “Bergerak Tuntaskan Perubahan!”.
Pada kalimat di atas terdapat kata “ledakan” yang membuat ku tertarik. Sebenarnya bukan kali ini aku tertarik dengan kata itu. Ketertarikan itu sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu setelah membaca buku Quantum Tarbiyah. Entah kenapa telinga ini begitu tertarik dengan kata tersebut. Kali ini bukan membahas alasan kenapa aku suka kata “ledakan”. Akan tetapi, aku akan sedikit membahas kalimat di atas. Yang mudah-mudahan bisa memberikan sedikit warna di dalam perjuangan KAMMI Komisariat Batam khususnya di bidang pengkaderan.
Kota Batam yang memiliki lebih kurang 20 kampus merupakan asset terbesar dalam menyumbangkan banyak kader KAMMI bila dibandingkan dengan wilayah Kepri lain seperti Tg. Pinang, Bintan, dan Karimun. Seharusnya bisa menjadi cambuk penyemangat KAMMI Komsat Batam khususnya Departemen Kaderisasi yang membawahi langsung tugas perekrutan kader. Apalagi target pengkaderan untuk Kepri tahun ini adalah 1000 kader. Oleh sebab itu, dibutuhkan kerja yang ekstra dari Departemen Kaderisasi. 1000 kader ?! it’s a big dream. Apalagi dengan umur KAMMI Komsat Batam yang masih sangat muda. Belum genap berusia 3 tahun. Kalau dalam mata kuliah Keperawatan Anak usia ini disebut BATITA (Bayi di bawah tiga tahun). Tidak apa-apa, bermimpilah yang besar mumpung gratis!!! Tapi bermimpi harus dibarengi dengan kerja nyata. Semakin besar mimpi yang ingin diwujudkan maka semakin besar pula perjuangan kita untuk merealisasikannya. Karena perjuangan hari ini untuk cita-cita hari esok dan cita-cita hari esok adalah langkah nyata kita hari ini (Musyaddad, 2010).
Pada awal terbentuknya KAMMI Komsat Batam pada tanggal 27 Desember 2007, KAMMI Batam hanya memiliki kader di dua kampus saja. Yaitu Politeknik Batam dan Akper Mitra Bunda Persada (AMBP) Batam. Dengan jumlah alumni DM 1 sebanyak 11 orang. Setelah dua tahun dilewati Alhamdulillah KAMMI Komsat Batam (KomBat) pun telah memiliki kader di enam kampus. Yaitu Politeknik Batam, STIKES Mitra Bunda Persada, Universitas Batam (UNIBA), Universitas Riau Kepulauan (UNRIKA), FT. Universitas Maritim Raja Haji (FT. UMRAH), dan Universitas Internasional Batam (UIB). Dengan banyaknya kader dari berbagai macam kampus tergabung di KAMMI KomBat. Otomatis berbagai macam jurusan, keahlian dan latar belakang kader bisa menambah keragaman KAMMI KomBat itu sendiri. Yang pada akhirnya bisa melahirkan “ledakan” ide yang luar biasa. Seperti tesis utama yang ditulis oleh Johansson.
Bisa dibayangkan jika setiap kampus di Batam memiliki kader KAMMI, maka KAMMI KomBat bisa menyumbangkan ide luar biasa dalam perbaikan kota Batam khususnya. Karena pada dasarnya mahasiswa mempunyai peran-peran strategis, antara lain: Moral Force (kekuatan moral), Agent of Change (agen peubah), People Power (Kekuatan rakyat), Iron Stock (cadangan nasional), dan yang terakhir Guardian of Value (Pengawal nilai-nilai). Dimana hingga saat ini mahasiswa Batam belum mengamalkan peran-perannya tersebut. Jangankan mengamalkan, mengetahuinya pun tidak. Karena mahasiswa Batam mindset nya sudah terbentuk sejak dibangku sekolah. Bahwa kuliah harus selesai dalam waktu sesingkat-singkatnya dengan nilai setinggi-tingginya kemudian wisuda dengan IPK yang tinggi lalu mencari kerja menjadi karyawan di sebuah perusahaan. Itulah yang dikatakan mahasiswa sukses. Jadi bisa dibilang mereka termasuk mahasiswa apatis. Berbagai macam alasan yang mereka utarakan jika diajak untuk gabung dalam organisasi. Dari alasan orang tua yang tidak mengizinkan hingga jam kuliah yang terlalu padat dan tugas kuliah yang menumpuk. Jam kuliah yang terlalu padat dan tugas kuliah yang menumpuk?! Alasan yang sangat klasik. Jawaban yang biasa aku keluarkan adalah yang menjadi mahasiswa bukan kalian doang. Sudah dari zaman baheula, manusia terdahulu sudah kuliah dan mereka juga aktif berorganisasi. Dengan menyandang prestasi akademis yang memukau pula. Tugas yang menumpuk itu karena kebiasaan buruk kalian yang suka menunda-nunda tugas. Besok akan dikumpul malam ini pula kalian baru mengerjakan nya.
Kita tidak bisa pula menyalahkan mereka (red: mahasiswa apatis) karena tidak mahu bergabung dalam menyelesaikan Pe-eR perubahan ini. Itulah warna-warni dunia kampus, warna-warni dunia pergerakan. Hanya manusia yang gelisah, kuat dan sabar yang bisa terus bertahan hingga ke garis finish perubahan. Seperti slogan heroiknya KAMMI “Bergerak Tuntaskan Perubahan!”.
Tadi siang dengan tergopoh-gopoh ibu ku datang ke hadapan ku. Ada sesuatu di tangannya yang ia bawa dari luar rumah. Owalan… ibu ku membawa seekor anak kucing liar rupanya. Warna nya belang perpaduan putih dan oranye, tapi warna yang dominan adalah putih. Sudah lama ibu ku mengamati anak kucing tersebut. Kalau tidak salah hitung ada 3 ekor anak kucing. Mereka tinggal di rumah kosong di sebelah rumah ku. Ada warna hitam pekat sedikit putihnya, trus ada pula warna hitam keabu-abu an. Ketiga-tiganya lincah banget. Susah nak ditangkap.
“Nih kasih makan trus jangan lupa kasih sedikit (maaf) air liur” Pesan ibu ku
Tak perlu menunggu lama, nasi buat si kucing pun telah siap aku buat. Tak lupa sedikit air liur. Kata ibu ku sih dikasih air liur biar tu kucing selalu ingat dengan orang yang kasih dia makan jadi tu kucing bisa jadi hewan peliharaan kami di rumah. Ya… aku sih percaya aja, karena udah terbukti. He….
Wes, setelah makan tu kucing pun lari dengan lincahnya. Tapi, dia bukan pergi ke luar rumah malah ngumpet di kamar utama. Singkat cerita kira-kira 3 jam-an adalah kucing di dalam kamar. Aku dan ibu ku pun heran betah amat tu kucing di dalam. Ku panggil-panggil tu kucing tak muncul-muncul.
Apa sudah keluar ya? Pikir ku
Ternyata belum, kucing mungil itu ternyata takut keluar. Kami pun menunggu-nunggu kucing itu keluar kamar. Tapi tetap aja nggak muncul-muncul. Tak lama kemudian datang anak kucing lagi yang berwarna hitam pekat sedikit putih. Ingin ikut makan di piring tempat sodaranya makan tadi juga. Tiba-tiba adik ku Lisa datang ke tempat kucing hitam itu makan, dengan lincah si kucing itu pun lari. Begitu seterusnya. Jika dapur kosong si kucing datang dan dengan cepat pula si kucing lari jika kami datang ke dapur. Cape deh…
Kembali lagi ke cerita kucing yang di kamar. Tak bisa kami temukan tempat persembunyian nya. Sudah kami susuri bagian-bagian kamar tapi tak ketemu juga. Kemudian ibu ku punya inisiatif untuk mematikan semua lampu ruangan dan TV kemudian kami di suruh untuk ke luar rumah. Eh, ternyata emang bener. Tu kucing mau juga keluar. Tapi, sayang beribu sayang kucing itu kaget sama suara ku. Jadinya masuk lagi ke kamar utama. Terpaksa strategi tadi diulang dari awal. Padahal nunggu tu anak kucing keluar lamaaaaaaaaaaaaaa banget!
Adzan maghrib pun sudah berkumandang. Kami sudah shalat dan tilawah tapi tu anak kucing belum keluar juga dari rumah. Sekitar jam 19-an baru lah tu anak kucing bisa aku keluarkan. Berkat kerjasama antara aku dan ibu ku. Wkwkwkwk. Memang kami tim yang solid.
Beuh….!! Baru ja kucing putih keluar anak kucing hitam keabu-abu an pun mau curi-curi masuk dapur lagi. Ckckck. Memang tu anak kucing pemalu betul lah… kalau mau makan. Sok, atuh masuk terus meong-meong pasti dah aku ambilkan makanan buat mereka. Tapi karena masuk nya takut-takut dan sembunyi-sembunyi jadinya ya…. tu kucing sendiri yang sengsara. Haha…
Mungkin maksud dari kalimat “maen kucing-kucingan” yang biasa diucapkan buat sesuatu yang berkonotasi negatif tu seperti ini kali ya…?! mahu dengan sesuatu tapi takut ketahuan orang lain, jadinya maen belakang. Ujung-ujungnya sengsara sendiri. Maybe….
Alhamdulillah wa syukurillah.
Ahad (6/6) lalu salah satu harapan ku sudah dikabulkan oleh Allah SWT.
Ahad lalu merupakan langkah awal dalam membuka lembaran baru yang sempat kelam lebih kurang 2 tahun lamanya.
Ahad lalu semangat yang dulu sempat tenggelam kini kembali hadir, dengan semangat yang lebih membaja dari yang sebelumnya.
Ahad lalu menjadi bukti sejarah, bahwa emas tetaplah emas walau berada di dalam lumpur sekalipun.
Love U Allah....
Ahad (6/6) lalu salah satu harapan ku sudah dikabulkan oleh Allah SWT.
Ahad lalu merupakan langkah awal dalam membuka lembaran baru yang sempat kelam lebih kurang 2 tahun lamanya.
Ahad lalu semangat yang dulu sempat tenggelam kini kembali hadir, dengan semangat yang lebih membaja dari yang sebelumnya.
Ahad lalu menjadi bukti sejarah, bahwa emas tetaplah emas walau berada di dalam lumpur sekalipun.
Love U Allah....
Langganan:
Postingan (Atom)