Bagi para orang tua yang memiliki anak laki-laki yang belum baligh biasanya memanfaatkan liburan sekolah sebagai moment untuk khitanan. Oleh sebab itu, PT UNICEF dan Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai tipe 8 Batam bekerjasama dengan Dompet Sosial Ulil Albab (DSUA) Batam mengadakan khitanan massal. PT UNICEF mengadakan pada hari Ahad 27 Juni 2010 sedangkan Bea cukai pada hari Senin 28 Juni 2010.
Survey mini.
Setiap berpartisipasi dalam khitanan massal selalu saja ada pengalaman unik yang ku dapat. Tapi, ada pula pemandangan yang sama setiap kali nya di khitanan. Seperti, anak-anak yang menangis meraung-raung karena tidak mau di sunat.
“Aku nggak mau disunat!!!” berontak seorang anak dengan air mata yang sudah mengalir.
“B*r*ng ku nggak mau dipotong!!!”
“Aku nggak mau disuntik!!!”
“Sakit……. Aku jangan disuntik!” pinta anak dengan muka memelas.
Pada saat pertama kali berpartisipasi dalam kegiatan khitanan, sempat timbul rasa tidak tega.
Aduh! Nggak tega ni, pikir ku
Tapi, alah tega karena biasa. Jadi sekarang muka-muka anak yang memelas sambil menangis, meraung-raung nggak mempan lagi buat ku untuk tidak tega menyunat mereka. Apresiasi ku, aku berikan pada anak-anak yang kooperatif saat terjadi tragedi pemotongan (ha..ha..)
Di saat khitanan, aq melakukan survey perbandingan mini. Hasil survey ku adalah hampir semua anak dari pasangan ikhwah ato salafi ato JT lebih banyak melakukan pemberontakan. Banyak meraung-raung, penakutnya na’udzubillah… berbeda dengan anak dari pasangan amah. Anak nya lebih berani, dan kooperatif. Kenapa bisa begitu ya?!
0 komentar:
Posting Komentar