Minggu, 15 September 2013

(Cerita Kembali) Diskusi Parenting "Pentingnya Pendidikan Karakter pada Anak"

Sebelum lupa, jadi malam ini ku tuangkan kembali apa yang sudah ku dapat di diskusi parenting tadi pagi. Maap-maap aje nie materinya kurang runut karena tadi diriku gk bawa alat tulis. Jadi nie modal ingatan aje ye... :p

Seminar kali ini lebih banyak dikhususkan untuk sang Ayah. Kenapa??? karena ayat Al-qur'an dan Hadist paling banyak menyinggung tentang pengasuhan anak adalah hubungan Ayah dengan anak, seperti Q.S Luqman. Apalagi sang pemateri juga seorang Ayah (hehe klo yang ini alasan dari saya). 


Seorang anak itu akan lebih mudah mengikuti jika diberi contoh dibandingkan harus diucapkan. Besarnya pengaruh bila diberi contoh adalah 90% sedangkan jika hanya diucapkan cuma 10%. 

Zaman sekarang ini banyak yang berumur 23 tahun tapi psikologisnya berumur 11 tahun. Jomplang sekali bukan?! Itu diakibatkan orang tuanya tidak punya profil disetiap tumbuh kembang si anak. Misalkan anak usia PAUD/TK orang tua harus sudah punya profil untuk anak mereka yang masih PAUD/TK tersebut. Profilnya seperti Hasan/Husein. Lalu anak yang berumur 10-15 tahun profinya Usamah yang walaupun masih muda punya pemikiran-pemikiran BESAR. Amerika saja batas umur yang dikatakan produktif adalah umur 18 tahun. Artinya apa?! artinya anak umur segitu sudah tidak bergantung dengan orang tua lagi. Jika hidup masih bergantung dengan orang tua maka Negara berhak mengintervensi pola asuh dari orang tua anak tersebut. Jadi setiap orang tua harus punya SOP dalam mendidik anak. Manfaatkan umur 0-15 tahun si anak dalam pembentukan karakternya. 

Oleh sebab itu, asuh lah anak kita dengan Al-qur'an.. Carilah profil 'tuk anak-anak kita dari sahabat-sahabiyah di zaman Rasulullah. Sesungguhnya ini lah yang paling ditakuti oleh bangsa Barat dari kita sebagai umat Islam. Makanya kita dicekoki dengan pola asuh dari hasil pemikiran mereka. 

Ngomong-ngomong soal pembentukan karakter anak. Karakter anak itu bisa didapat secara momentum dan rekayasa. Contoh didapat dari momentum adalah ketika ada seorang tukang parkir dengan peluhnya nya yang membasahi hampir keseluruhan baju seragamnya. Lalu Ayah dan anak lewat depan tukang parkirr tersebut. Disaat itulah moentum Ayah membentuk karakter si anak. Ayah bisa mengatakan "Nak, coba deh lihat tukang parkir itu. Kasihan ya. Dia bekerja keras demi keluarganya. Di bawah panasnya matahari. Hari ini dia dapat uang belum tentu besok dia dapat uang lagi 'tuk makan anak/ istrinya di rumah". Lalu anak pun membalas "iya ya Yah, ya deh. Kita kasih aja dia uang 50 ribu ini kasian tukang parkir itu". Besok-besok lagi setiap ketemu tukang parkir si anak gk akan cuek lagi. 

Contoh yang direkayasa seperti saat sarapan pagi si anak akan mengambil ayam goreng lalu Ayah memegangi tangan anak. Lalu anak akan bertanya "Kenapa Yah?? Aq gk boleh ya makan ayam ini?". Jawab Ayah "Bukannya gk boleh, tapi kamu inget sama mbah yang di kampung gk? kira-kira mbah di sana makan gk ya? bisa makan ayam kayak kita juga gk ya?"
Lalu anak berfikir (proses peng-karakteran terjadi). "Iya ya mbak di sana makan gk ya?? ya udah deh besok kita jenguk mbah yuk Yah!!".

Menanamkan karakter juga bisa melalui membaca bersama anak buka membaca dengan anak. Apa bedanya?? Bedanya jika membaca dengan anak. Sehabis membaca hanya Ayah yang mendapat kepuasaan dari isi buku cerita. Sedangkan membaca bersama anak, Ayah memancing si anak untuk menggali apa yang anak tahu. 

Apa yang paling banyak Ayah tanyakan ketika anak akan berangkat sekolah??????
Pasti rata-rata akan menanyakan"PR nya sudah dikerjakan/ belum???". Seharusnya Ayah menanyakan kondisi perasaannya "Bagaimana perasaan mu hari ini?? Senangkah? sedihkah? marahkah? dsb".  
 

Sesi Tanya dengan Pemateri 

1. Bagaimana caranya mengasuh anak (yang suka berlarian, berisik) saat dibawa ke mushala waktu  Ayah shalat berjamaah di mushala???
          Pertama: Kondisikan pengurus mushala bahwa Ayah akan terus membawa anak ke    mushala sebagai ajang belajar bagi si anak. Sampaikan bahwa hal yang wajar klo anak-anak umur segitu sedang seneng-senengnya berlari-larian. 
              Kedua: Karena Ayah tahu waktu konsentrasi (diam) anak cuma 5 menit, maka Ayah membawa alternatif lain untuk mengalihkan perhatian nya seperti membawa buku-buku kegemarannya, mainan nya dll.

2. Bagaimana cara menjelaskan ke anak yang memasuki usia pubertas ketika ia menyukai lawan jenisnya atau bolehkah ia berpacaran???
         Ortu cukup menjawab dengan singkat dan padat " tidak boleh nak, agama kita melarang". Stop! cukup sampai di situ. JIka dia tidak bertanya lagi cukup sampai disitu gk usah diperpanjang lebar lagi. Kalau besok-besok ia bertanya lagi baru lah Ayah/Bunda masukkan seksologi/ pengetahuan seks (bukan berhubuingan seks) pada anak. Walaupun seharusnya anak sudah dikenalkan ilmu seks sejak umur balita. Seperti pada anak laki-laki. Jika ia memperlakukan "agak kasar" kepada adik perempuannya maka Ayah harus menjelaskan padanya bahwa ia adalah laki-laki ...... Kalau pada anak perempuan contohny bisa seperti cantolkan jilbab instannya itu di dekat pintu utama rumah. Jika ia akan keluar rumah maka Bunda bisa mencegahnya ke luar rumah terlebih dahulu dengan berkata " kakak perempuan muslimah klo keluar rumah harus pake jilbab" Kalo pun ia pas ia sudah di luar rumah lalu melepas jilbab nya dan dilempar ke dalam rumah biarkan. Yang penting ia sudah tahu kalau setiap akan keluar rumah harus memakai jilbab. 

3. Bagaimana caranya agar suami mau bekerjasama dengan istri dalam mengasuh anak???
      Para istri gunakan rumus talk less do more. Berikan saja contoh gk usah banyak menasehati. Karena jika istri ngomong sekali maka suami akan membalas dengan banyak alasan. Seperti membangunkan anak di pagi hari. Bunda singkap sedikit rambut yang menutupi telinga nya lalu ucapkan kalimat-kalimat talbiyah dan bangunkan si anak. Insya Allah suami akan meniru seperti apa yang istri lakukan. 

Berhubung sudah larut malam waktu di lappy menunjukkan pukul 11:40 PM. Diriku cukupkan saja menceritakan kembali materi diskusi parenting tadi pagi. Semoga bermanfaat 'tuk BundAyah dimana pun berada :) 


Pemateri: Irwan Rinaldi 
Ahad, 15 Sep 2013
@Mesjid Sukajadi, Batam 


 



0 komentar:

Posting Komentar

Yoyen dalam Kenangan

Yoyen dalam Kenangan

 
;