Jumat, 20 Agustus 2010

Gara-Gara Bang Rijal :)

Menyambung tulisan “Gara-gara Mentoring” yang lalu. Ku buka tulisan kali ini dengan sedikit muqoddimah.

Membentuk keluarga adalah fitrah bagi manusia. Tipe keluarga seperti apa yang akan dibentuk merupakan pilihan bebas bagi yang menjalaninya. Tergantung sejauh mana visi dan misi anda menikah. Sayang, banyak dari kaum muslim sekarang menikah hanya menurut kecenderungan naluriahnya. Padahal umat saat ini sangat mengharapkan generasi yang akan membangkitkan mereka. Generasi kebangkitan akan dapat terwujud dari keluarga yang dibentuk di atas paradigma pembentukan keluarga yang terpancar dari pandangan hidup Islam. Namun gambaran tuntunan Islam itu sudah kabur di dalam benak banyak orang dari kaum muslim. Maka suatu kewajibanlah untuk menjelaskan kepada umat. Proses paling awal dalam membentuk keluarga adalah memilih pasangan dan meminang.

Yah, kira-kira segitu saja muqoddimah yang saya edit dengan bahasa sendiri tanpa mengurangi maksud dari penulis.

Siang itu (19/8) aku duduk diantara antrian orang-orang yang akan mengurus surat-surat penting atau dengan kata lain aku sedang berada di kantor kecamatan Bengkong. Fiuh… menunggu untuk mendapatkan legalitas sebuah surat. Perlu sabar melihat cara kerja para pegawai itu. Apalagi menunggu adalah hal yang ku benci tapi ditunggu merupakan hal yang lebih ku benci. Jadi jika dihadapkan dengan dua pilihan itu aku lebih baik milih untuk menunggu. Melihat para pegawai yang mondar-mandir buka pintu membuat ku pusing, ku alihkan perhatian untuk membuka buku “Capita Selecta KAMMI: membumikan ideologi menginspirasi Indonesia, karangan Rijalul Imam dkk”. Buku yang belum sempat ku khatamkan.

(Agak sedikit menyimpang) “Tafsir Epistemologi Prinsip Gerakan KAMMI, Rijalul Imam” merupakan sub judul yang ku baca saat itu. Di dalam pembahasan ini bang Rijal (he… sok akrab!) menuliskan ada 6 mihwar (poros) gerakan KAMMI dalam membangun Indonesia. Pertama fase ideologi (1980-1998), kedua fase resistensi (1998-2004), ketiga fase reformulasi (2004-2009), keempat fase rekonstruksi (2009-2014), kelima fase leaderisasi (2014-2019), keenam fase internasionalisasi (2019-2024). Bagi ku bahasan ini cukup menarik, perhatikan tahun-tahunnya. Berada di fase apakah kita? Yup! Benar kita berada di fase rekonstruksi. Tahun 2009 adalah fase titik balik yang menentukan. Tidak tahu apa yang akan terjadi. Yang pasti setiap gerakan harus memiliki rencana strategis (renstra). Renstra di lima tahun ke depan adalah menggulirkan Narasi Rekonstruksi Kebangsaan. Pada akhir bahasan ini bang Rijal menuliskan bahwa KAMMI harus merekonstruk kader-kadernya meningkatkan keahlian di bidangnya dan bergerak sesuai kompetensinya. Kelak, kader yang kompeten di bidang ekonomi syariah bekerja keras memperbaiki resesi ekonomi di sektor real dan makro. Kader di kedokteran pun bekerja memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat dsb.

(Kembali ke jalan yang benar he… maksudnya kembali ke pokok bahasan) Akhir tahun 2010 ini usiaku genap 23 tahun. Berarti fase rekonstruksi berakhir saat ku berusia 27 tahun. Kemudian menginjak tahun ke-28 aku berada di fase leaderisasi, fase dimana bila dari tahun 2009-2014 KAMMI beserta para alumninya berhasil merekonstruksi bangsa ini maka hanya kepercayaan yang akan diberikan masyarakat pada KAMMI untuk memimpin negeri ini. Tentu pada fase leaderisasi ini usia kader dan alumni KAMMI sudah tidak hanya 20 tahun melainkan sudah ada yang seusia 30-an. Glekk!! Tiba-tiba ku terhentak. Apa tahun 2014 kader KAMMI akan semakin banyak??? Mengingat mahasiswa sekarang tidak seheroik dulu, tidak seidealis dulu. Begitu banyak prasangka-prasangka negatif yang muncul di benak. Lalu ku merujuk pada salah satu tulisan di atas “Generasi kebangkitan akan dapat terwujud dari keluarga yang dibentuk di atas paradigma pembentukan keluarga yang terpancar dari pandangan hidup Islam”. Wah… nancep banget nie kalimat. Salah satu solusi dari ketakutan-ketakutan ku itu ya memilih pasangan yang baik agamanya untuk menjadi teman hidup.

Bersambung lagi cank…

5 komentar:

Riadi Soe mengatakan...

"Salah satu solusi dari ketakutan-ketakutan ku itu ya memilih pasangan yang baik agamanya untuk menjadi teman hidup."
nah lo......
ayo buruan...

ane??
hmmm....

Novalisabatam mengatakan...

@Soe: lg chat ma nie org msh sempet2nya baca blog org pake bercoment lg, ish...ish...ish..

azizahnazi mengatakan...

uh wow!!
dahsyat...!!

Soe mengatakan...

ish ish ish....
ayo..
tunggu ape lagi???

hahahaha....

masyta mengatakan...

wah... wah... wah,,,,

tuing..tuing...

Posting Komentar

Yoyen dalam Kenangan

Yoyen dalam Kenangan

 
;