Jumat, 17 Juli 2009
MOS
Korban Masa Orientasi Sekolah (MOS) kembali berjatuhan.
Di Surabaya, gara2 kelelahan mempersiapkan tugas2 MOS, hari terakhir MOS malah kehilangan nyawa.
Suasana MOS pun sangat terasa di rumah ku. Adik ku yg plg kecil tahun ini menjadi siswa baru di salah satu SMA di Batam. perlengkapannya nggak kalah komplit anehnya. malah hampir sama dengan perlengkapan sewaktu aku di ospek dulu.
Goni, tali rafia, kaleng-kaleng bekas, daun pisang, daun kelapa, plastik sampah, kardus .... aduh! penuh memenuhi salah satu ruangan di rumahku.
itu baru perlengkapan yg menempel di badan adikQ. belum lagi perlengkapan yang harus dibawanya. ya... tiap malam harus pergi keluar untuk mencari minimarket mana yg menjual apa yg panitia minta.
Heran deh! perploncoan kok nggak pernah hilang ya dari kebiasaan di dunia pendidikan?
Aku jadi inget dengan pengalamanku sewaktu di ospek. itu pengalaman yg paling menjijikkan bagi ku.
bagi ku perploncoan, MOS, OSPEK atau apalah namanya hanya dilakukan oleh seorang LOOSER!!!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
paradigma sist.. d bbrp daerah emg ud melumut kerak d benak mereka. Bs jd coz blm ad generasi yg merelakan diri tuk tdk memlonco adek2nya. Sejatinya, 1 angkatan (aja)yg mau merelakan hal tsb maka reaksi berantai tu bakal putus. Di situ pulalah terletak urgensi penyiaran (pen-syiar-an) kita akan hal tsb. Dan biasanya, penerimaan atas syiar tsb cenderung lbh mudah bila kita berada bersama mereka (menjadi bagian), dekat, bukan bermain di luar ^_^
Posting Komentar