Selasa, 23 Juni 2009

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN MENINGITIS

DEFINISI :
Meningitis adalah peradangan pada selaput otak (arachnoid dan piamater) dan selaput sumsum tulang belakang.

ETIOLOGI :
Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi, operasi otak atau sumsum tulang belakang. Meningitis disebabkan oleh virus dan bakteri, Ada tiga bakteri penyebab meningitis, yaitu Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae tipe b, dan Niesseria meningitides. Dari ketiga bakteri itu, Streptococcus pneumoniae (pneumokokus) adalah bakteri yang paling sering menyerang bayi di bawah usia 2 tahun. Masa inkubasi (waktu yang diperlukan untuk menimbulkan gejala penyakit) kuman tersebut sangat pendek yakni sekitar 24 jam. “Meningitis yg disebabkan oleh bakteri berakibat lebih fatal dibandingkan meningitis penyebab lain karena mekanisme kerusakan dan gangguan otak yg disebabkan oleh bakteri maupun produk bakteri lebih berat,” kata Dr. Setyo Handryastuti, SpA, Divisi Neurologi Departemen Kesehatan Anak RSCM-FKUI.
Meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis purulenta dan meningitis serosa.

MANIFESTASI KLINIS/TANDA DAN GEJALA:
Tanda pertama meningitis termasuk demam, kelelahan, leher pegal, sakit kepala, mual dan muntah, kebingungan, penglihatan yang kurang jelas, dan kepekaan pada cahaya terang. Gejala ini muncul secara perlahan. Sakit kepala sering dialami pada bagian depan kepala dan tidak diringankan oleh paracetamol.
Gejala Meningitis pad Bayi :

 Demam
 Kejang pada tengkuk
 Rewel/gelisah
 Susah makan
 Menangis terus-menerus
 Lemah
 Intensitas interaksi berkurang
 Ubun-ubun membenjol

Pada Anak:
• Demam
• Kejang pada tengkuk
• Sakit kepala
• Mual
• Bingung/disorientasi
• Serangan mendadak
• Tidak suka cahaya terang (fotofobia)
• Ruam di sekujur tubuh

PENGOBATAN:
Meningitis diobati dengan obat antijamur. Beberapa dokter memakai flukonazol. Obat ini tersedia dengan bentuk pil atau suntikan dalam pembuluh darah (intravena/IV). Flukonazol lumayan efektif, dan biasanya mudah ditahan. Itrakonazol kadang kala dipakai untuk orang yang tidak tahan dengan flukonazol. Dokter lain memilih kombinasi amfoterisin B dan kapsul flusitosin.
amfoterisin B adalah obat yang sangat manjur. Obat ini disuntikkan atau diinfus secara perlahan, dan dapat mengakibatkan efek samping yang parah. Efek samping ini dapat dikurangi dengan memakai obat semacam ibuprofen setengah jam sebelum amfoterisin B dipakai. Ada versi amfoterisin B yang baru, dengan obat dilapisi selaput lemak menjadi gelembang kecil yang disebut liposom. Versi ini mungkin menyebabkan lebih sedikit efek samping.
Meningitis kriptokokus kambuh setelah kejadian pertama pada kurang lebih separuh orang. Kemungkinan kambuh dapat dikurangi dengan terus memakai obat antijamur.
Untuk beberapa orang, cairan sumsum tulang belakang harus disedot setiap hari untuk beberapa lama untuk mengurangi tekanan pada otak.
Walau jarang, meningitis kriptokokus dapat tampaknya kambuh atau menjadi lebih berat bila terapi antiretroviral (ART) dimulai dengan jumlah CD4 yang rendah, terutama setelah pengobatan sebelumnya. Gejala mungkin tidak umum. Hal ini disebabkan oleh pemulihan sistem kekebalan tubuh.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC:
Analisa CSS dari pungsi lumbal:
Meningitis bakterial : Tekanan meningkat, cairan keruh/ berkabut, jlh sel darah putih dan protein meningkat; glukosa menurun, kultur positif thd beberapa jenis bakteri
Meningitis virus : Tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif
Glukosa serum : meningkat
LDH serum : meningkat (pada meningitis bakteri)
Sel darah putih : sedikit meningkat dg peningkatan neutrofil
Elektrolit darah: Abnormal
LED/ ASR : meningkat

PENGKAJIAN:

AKTIVITAS/ ISTIRAHAT
Gejala Perasaan tidak enak (malaise)
Keterbatasan yang ditimbulkan oleh kondisinya
Tanda Ataksia, masalah berjalan, kelumpuhan, gerakan involunter, kelemahan secara umum, keterbatasan dalam rentang gerak
SIRKULASI
Gejala Adanya riwayat kardiopatologi, seperti endokarditis, beberapa penyakit jantung kongenital (abses otak)
Tanda Tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat (berhubungan dgn peningkatan tekanan intra kranial dan pengaruh pada pusat vasomotor)
Takikardia, disritmia (pd fase akut), seperti disritmia sinus (pd meningitis)
ELIMINASI
Gejala Adanya inkontinensia dan/ atau retensi
MAKANAN/ CAIRAN
Gejala Kehilangan nafsu makan
Kesulitan menelan (pada periode akut)
Tanda Anoreksia, muntah
Turgor kulit jelek, membran mukosa kering
HIGIENE
Tanda Ketergantungan thd semua kebutuhan perawatan diri (pd periode akut)
NEUROSENSORI
Gejala Sakit kepala (mungkin merupakan gejala pertama dan biasanya berat)
Parestesia, terasa kaku pada semua persyarafan yg terkena, kehilangan sensasi (kerusakan pd saraf kranial). Hiperalgesia/ meningkatnya sensitifitas pada nyeri (meningitis). Timbul kejang (meningitis bakteri atau abses otak)
Gg. dalam penglihatan, seperti diplopia (fase awal dari beberapa infeksi)
Fotofobia
Ketulian atau hipersensitif thd kebisingan
Adanya halusinasi penciuman/ sentuhan
Tanda Status mental/ tingkat kesadaran; letargi sampai kebingungan yg berat hingga koma
Kehilangan memori, sulit dalam mengambil keputusan
Afasia/kesulitan dlm berkomunikasi
Mata ( ukuran/ reaksi pupil ); unisokor atau tidak berespon thd cahaya (peningkatan TIK), nistagmus ( bola mata bergerak terus-menerus )
Ptosis (kelopak mata atas jatuh),
Hemiparese atau hemiplegia
Reflek tendon dalam : terganggu, babinski positif
Refleks kremastetik hilang pada laki-laki
NYERI/ KENYAMANAN
Gejala Sakit kepala (berdenyut dg hebat, frontal) mungkin akan diperburuk oleh ketegangan; leher/ punggung kaku; nyeri pada gerakan okular, fotosensitivitas, sakit; tenggorok nyeri
Tanda Tampak terus terjaga, gelisah
PERNAPASAN
Gejala Adanya riwayat infeksi sinus atau paru (abses otak)
Tanda Peningkatan kerja pernapasan (episode awal)
Perubahan mental (letargi sampai koma) dan gelisah

DIAGOSA KEPERAWATAN:
1. Resti terhadap penyebaran Infeksi
2. Resti terhadap perubahan perfusi jaringan serebral
3. Resti trauma
4. nyeri (akut)
5. Kerusakan mobilitas fisik
6. Perubahan persepsi-sensori
7. Ansietas/ ketakutan

0 komentar:

Posting Komentar

Yoyen dalam Kenangan

Yoyen dalam Kenangan

 
;