Rabu, 24 Februari 2010
Hai teman, ku punya buku yang judulnya “Snack for the Soul” karangan A. Puryan “Blitzer”. Aku membeli buku ini tahun 2008 silam. Dan buku ini salah satu bacaan favoritku hingga kini. Kenapa? Karena banyak hikmah dalam tulisan ini, ditambah lagi kalimatnya ringan. Nggak seperti buku nya Anis Matta yang pabila aku membaca tulisan beliau hampir setiap detik keningku selalu berkerut. (he.. maaf ya pak….)

Kali ini aku mau menuliskan kembali isi dari salah satu judul kecil di dalam buku “Snack for the Soul”. Judulnya “Juara Sejati”. Semoga bermanfaat.

“Urusan kita dalam kehidupan ini bukanlah untuk mendahului orang lain, tetapi untuk melampaui diri kita sendiri, untuk memecahkan rekor kita sendiri, dan untuk melampaui hari kemarin dengan hari ini.” (Stuart B. Johnson)

Suatu hari, seorang anak mengikuti lomba mobil balap mainan. Suasana sangat meriah siang itu karena ini adalah babak final. Hanya tersisa empat orang, dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang mereka miliki. Semuanya buatan sendiri, sesuai dengan peraturannya.

Diantara para peserta, ada seorang anak bernama Yoyen (bukan nama sebenarnya). Mobilnya tidak istimewa, tapi dia termasuk dalam empat orang tersebut. Dibanding dengan semua lawannya, mobil Yoyen lah yang paling tidak sempurna. Bahkan, beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu dengan mobil lainnya.

Memang mobil itu tidak begitu menarik. Dengan kayu sederhana dan lampu kelip diatasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil lainnya. Namun, Yoyen tetap bangga dengan mobilnya. Karena itu buatan tangannya sendiri dibantu sama k’nophe juga siy… (he… nggak ding becanda!)

Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak bersiap di garis start untuk mendorong mobilnya sekencang-kencangnya. Di setiap jalur lintasan telah bersiap empat mobil dengan empat pembalapnya.

Namun, sesaat kemudian, Yoyen meminta waktu sebentar kepada panitia lomba. Yoyen tampak komat-kamit seperti sedang membacakan sebuah doa (bukan dukun ya). Matanya terpejam. Semenit kemudian dia berkata,
”Ya! Aku siap!”
”Dor!!!” Tanda lomba telah dimulai



Dengan satu hentakan kuat mereka mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil melaju dengan kencangnya. Setiap orang bersorak-sorai. Bendera finish pun terlambai, berarti telah ada seorang pemenang. Ternyata Yoyenlah pemenang itu. Semua senang, begitu juga dengan Yoyen. Dia berbisik dalam hati,
“Terima kasih, Ya Alloh,”
Saat pemberian piala tiba, Yoyen maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya,
“Hai jagoan, ternyata Tuhan mengabulkan doamu untuk memenangkan pertandingan ini.”
Yoyen menjawab
”Tidak Pak, saya tidak berdoa untuk menang.”
“Rasanya tidak adil kalau kita meminta kepada Alloh untuk mengalahkan orang lain.” Lanjutnya
” Aku hanya memohon kepada Alloh, agar aku tidak menangis,jika aku kalah.”

”Keberhasilan kita dalam perlombaan adalah dengan mengalahkan rasa takut, keengganan, dan semua beban yang menghambat kita di garis start.”

4 komentar:

naga mengatakan...

Ooo..
itu lomba pemilihan mobil paling jelek kali,
makanya yoyen yg menang..
mpok nop ceritanya nggak lengkap ni..

beruntung baca buku itu,
baik2 semua isinya,
lha aq,
malah disuruh topik baca buku "Sex After Dugem",
Catatan Seorang Copywriter,
bukunya Budiman Hakim..

jadi kayak gini nih..

Novalisabatam mengatakan...

sex after dugem?!?
ih jorok bgt C judulnya

Warning!
bagi anak2 jangan ikut-ikutan om sugi ya....
bahaya

naga mengatakan...

itu bukunya creative director mac909 advertising,
namanya org yg berkecimpung dlm bidang kreatif ya gitu, penuh dengan hal2 yg tidak biasa dlm otaknya.

nggak boleh mikir seperti biasanya,
termasuk buku itu,
buat judul juga harus gokil..

aduh susah ngajarin orang2 yg nggak punya selera kreatifitas yg tinggi..
hihihihihi..
;p

Novalisabatam mengatakan...

maksud loe Gi, aq gk pny selera kreatifitas gitu?

Posting Komentar

Yoyen dalam Kenangan

Yoyen dalam Kenangan

 
;