Senin, 26 April 2010 0 komentar

Konflik SARA Gara-Gara Lidah

Lidah memang tak bertulang, ungkapan itu mungkin sudah sangat familiar di telinga kita. Tapi, dampak dari kalimat singkat dan sederhana itu sangatlah dahsyat. Kenapa tidak? Seorang warga negara India mengatakan ”all Indonesian stupid” kepada beberapa warga negara Indonesia. Seperti yang terjadi di PT. Drydock World Graha Tg. Uncang Batam pada beberapa hari yang lalu. Penulis melihat ada banyak faktor dari kejadian tersebut. Seperti pekerja Indonesia merasa dianak tirikan karena pimpinan perusahaan lebih mengistimewakan tenaga kerja India padahal background pendidikan warga negara India tersebut sama dengan pekerja Indonesia bahkan salah satu pekerja Indonesia mengatakan bahwa tenaga negara India tersebut lebih banyak tidak bisanya.


Kemudian faktor psikologi juga sangat berpengaruh. Kemarahan pekerja Indonesia itu merupakan akumulasi dari berbagai macam hasil perilaku yang mereka terima selama ini. Amarah-amarah kecil yang para pekerja Indonesia simpan di alam bawah sadar mereka terus menumpuk, hingga tanpa sadar tumpukan amarah tersebut telah mencapai batas maksimal sehingga lahirlah tindakan-tindakan anarkis seperti yang kita lihat beberapa hari yang lalu. Dan mungkin masih banyak lagi faktor-faktor pencetus dari kerusuhan tersebut yang menambah besarnya api kemarahan mereka sehingga terjadi ledakan emosi di PT Drydock tersebut.


Kembali lagi pada ungkapan di awal. Lidah memang tak bertulang. Karena lidah tidak mempunyai tulang jadi ia bersifat lentur, fleksibel dan bebas. Sebebas kalimat-kalimat yang keluar dari hasil gerakan lidah, bibir, dan getaran pita suara ini. Jadi seseorang itu bisa secara sadar ataupun tidak sadar dalam melontarkan kata-kata. Penulis tidak tahu apakah warga negara India tersebut sadar atau tidak dalam mengucapkan kalimat penghinaan SARA tersebut. Tapi yang jelas, tidak perlu terpancing emosi dengan ucapan hina itu. Karena kalimat yang keluar dari mulut seseorang itu mencerminkan hati dan kepribadiannya, ibarat mulut teko akan mengeluarkan isi yang ada di dalam teko tersebut. Jika isinya kopi maka mulut teko akan mengeluarkan kopi pula tergantung isi dari teko.


Jadi penulis di sini berpendapat bahwa pekerja India tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Kenapa? mungkin pekerja India tersebut telah merekam dari penglihatan dan pendengaran mereka sendiri karena melihat langsung bahwa pekerja Indonesia sangat tidak dihargai di negaranya sendiri. Mereka melihat pekerja Indonesia hanya bisa menjadi pesuruh dan pasrah dengan keadaannya atau bahkan terkesan malas. Jadi dari hasil inspeksi tersebut pekerja India mendapatkan kesimpulan sendiri yang menurut mereka itu benar. Bahwa semua orang Indonesia adalah bodoh!!


Sebagai warga negara Indonesia penulis pun akan marah jika mendengar ucapan rendah itu. Tapi bukankah kalimat itu hampir benar. Kenapa hampir benar? Karena ada beberapa orang Indonesia yang pintar dan sukses di Indonesia maupun di luar negeri. Lalu bagaimana dengan sisanya? Ya itulah yang dilihat oleh pekerja India tersebut. Kebalikan dari pintar dan sukses.


Setiap kejadian pasti ada hikmahnya, setiap kerusuhan pasti ada yang bisa kita petik pelajarannya. Penulis hanya bisa mengambil hikmah bahwa ucapan dari pekerja India tersebut harus menjadi cambuk bagi warga negara Indonesia khususnya bagi tenaga kerja Indonesia. Agar pekerja Indonesia bisa lebih meningkatkan kapasitas diri. Jangan mau menjadi pesuruh bagi warga negara asing, apalagi di negara sendiri.
Jumat, 16 April 2010 4 komentar

Do’a (hingga kini blm terkabul)

Entah harus memulai dari mana tulisan kali ini. Perasaan ini tercampur aduk menghasilkan rasa yang nggak jelas. Beberapa tahun yang silam tidak ada rasa yang begitu mengganggu. Bahkan terasa mengasyikkan. Rasa mengasyikkan yang semu. Tidak terasa “kesalahan” itu sudah menumpuk dan menampakkan wujudnya yang buruk dan bau yang busuk. Kosong! Ya kekosongan yang aku alami, semula panca indra ku yang bersifat wujud ini bisa dimanipulasi oleh nya. Tapi ada satu indra ghaib ku yang tidak bisa ia tipu. Dialah hati, hati yang langsung diciptakan oleh Sang Khalik. Sepintar apa pun makhluk itu, jika ia bermaksud menipu hati maka itu tidak bersifat kekal. Selama Yang Maha Kuasa belum mengizinkan. Tapi sayangnya setelah melewati hitungan tahun aku baru mengetahuinya secara sadar. Dan itu sudah terlambat......
Aku sudah masuk dalam ”wadah” yang tidak tepat bagi ku. Ibarat makan buah simalakama. Kalau aku makan, aku terus merugi. Tapi kalau aku tak makan, aku akan jadi makhluk yang paling celaka. Harus kemanakah sekarang aku?!?
Jujur, hati ini menolak untuk menjadi salah satu daun-daun yang berguguran itu. Sekarang aku bagai daun yang enggan meninggalkan induk pohon tapi di lain sisi merasa tidak ada gunanya menjadi bagian dari induk pohon tersebut selama air dan sari-sari makanan ruh tidak sampai pada tubuh dan jiwa ku ini.
Ya Allah, tunjukilah jalan yang terbaik bagi hamba mu yang bodoh ini. Tiada kuasa dan upaya tanpa arahan dari Mu. Jangan Kau tinggalkan hamba dalam kegamangan seperti ini.
Minggu, 11 April 2010 1 komentar

Si Uyaq Hamil


Telepon genggam sengaja aku matikan. Lagi males nerima telp ataupun SMS. Kurang lebih 2,5 jam aku menon aktifkan handphone.
Okelah aku hidupin lagi ni HP, fikirku.
Baru saja diaktifkan tu HP udah bergetar. Ternyata temen lama ku SMS. Temen ku yang baru jadi manten. Si Surya Maryana (Uyaq) namanya.
"Nope lg ngapain?" tanya nya
"Nggak lgi ngapa-ngapain Sur, kenapa?" aq balik bertanya
Ku fikir si Uyaq pasti mau nawarin kerjasama lagi untuk buka usaha.
Handpone pun bergetar lagi.rrrrrrrrrrrrrr
"Nope bentar lagi bakal punya keponakan" balasnya
Jenk...jenk... hati ku nggak karuan senengnya.
"Barokallah ya Sur.... Udah berapa minggu?" tanya ku
"Udah 2 minggu Phe......" balasnya
Owalah..... temen ku akhirnya udah hamil.Pasti dia dan suami bakal menjalani hari-hari yang penuh kejutan. Senang, tangis, haru, bahagia akan terus menghiasi kehidupan rumah tangga mereka (sok tahu banget ya!). Tapi apapun itu, do'a ku selalu ku hadiahkan untuk Uyaq dan suami beserta calon mujahid/ah nya mereka.

Yoyen dalam Kenangan

Yoyen dalam Kenangan

 
;