Rabu, 27 Oktober 2010 1 komentar

Apa itu Ta'aruf?

Taaruf adalah kegiatan bersilaturahmi, kalau pada masa ini kita bilang berkenalan bertatap muka, atau main/bertamu ke rumah seseorang dengan tujuan berkenalan dengan penghuninya. Bisa juga dikatakan bahwa tujuan dari berkenalan tersebut adalah untuk mencari jodoh. Taaruf bisa juga dilakukan jika kedua belah pihak keluarga setuju dan tinggal menunggu keputusan anak untuk bersedia atau tidak untuk dilanjutkan ke jenjang khitbah - taaruf dengan mempertemukan yang hendak dijodohkan dengan maksud agar saling mengenal.

Sebagai sarana yang objektif dalam melakukan pengenalan dan pendekatan, taaruf sangat berbeda dengan pacaran. Taaruf secara syar`i memang diperintahkan oleh Rasulullah SAW bagi pasangan yang ingin nikah. Perbedaan hakiki antara pacaran dengan ta’aruf adalah dari segi tujuan dan manfaat. Jika tujuan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina, dan maksiat. Taaruf jelas sekali tujuannya yaitu untuk mengetahui kriteria calon pasangan.

Perbedaan taaruf dengan pacaran

Dalam pacaran, mengenal dan mengetahui hal-hal tertentu calon pasangan dilakukan dengan cara yang sama sekali tidak memenuhi kriteria sebuah pengenalan. Ibarat seorang yang ingin membeli mobil second, tapi tidak melakukan pemeriksaan, dia cuma memegang atau mengelus mobil itu tanpa pernah tahu kondisi mesinnya. Bahkan dia tidak menyalakan mesin atau membuka kap mesinnya. Bagaimana mungkin dia bisa tahu kelemahan dan kelebihan mobil itu.

Sedangkan taaruf adalah seperti seorang montir mobil yang ahli memeriksa mesin, sistem kemudi, sistem rem, sistem lampu dan elektrik, roda dan sebagainya. Bila ternyata cocok, maka barulah dia melakukan tawar-menawar. Ketika melakukan taaruf, seseorang baik pihak pria atau wanita berhak untuk bertanya yang mendetil, seperti tentang penyakit, kebiasaan buruk dan baik, sifat dan lainnya. Kedua belah pihak harus jujur dalam menyampaikannya. Karena bila tidak jujur, bisa berakibat fatal nantinya. Namun secara teknis, untuk melakukan pengecekan, calon pembeli tidak pernah boleh untuk membawa pergi mobil itu sendiri.

Proses taaruf

Dalam upaya ta’aruf dengan calon pasangan, pihak pria dan wanita dipersilakan menanyakan apa saja yang kira-kira terkait dengan kepentingan masing-masing nanti selama mengarungi kehidupan. Tapi tentu saja semua itu harus dilakukan dengan adab dan etikanya. Tidak boleh dilakukan cuma berdua saja. Harus ada yang mendampingi dan yang utama adalah wali atau keluarganya. Jadi, taaruf bukanlah bermesraan berdua, tapi lebih kepada pembicaraan yang bersifat realistis untuk mempersiapkan sebuah perjalanan panjang berdua.

Tujuan taaruf

Taaruf adalah media syar`i yang dapat digunakan untuk melakukan pengenalan terhadap calon pasangan. Sisi yang dijadikan pengenalan tidak hanya terkait dengan data global, melainkan juga termasuk hal-hal kecil yang menurut masing-masing pihak cukup penting. Misalnya masalah kecantikan calon istri, dibolehkan untuk melihat langsung wajahnya dengan cara yang seksama, bukan cuma sekedar curi-curi pandang atau ngintip fotonya. Justru Islam telah memerintahkan seorang calon suami untuk mendatangi calon istrinya secara langsung face to face, bukan melalui media foto, lukisan atau video.

Karena pada hakikatnya wajah seorang wanita itu bukan aurat, jadi tidak ada salahnya untuk dilihat. Khusus dalam kasus taaruf, yang namanya melihat wajah itu bukan cuma melirik-melirik sekilas, tapi kalau perlu dipelototi dengan seksama. Periksalah apakah ada jerawat numpang tumbuh di sana. Begitu juga dia boleh meminta diperlihatkan kedua telapak tangan calon istrinya. Juga bukan melihat sekilas, tapi melihat dengan seksama. Karena telapak tangan wanita bukanlah termasuk aurat.

Manfaat Taaruf

Selain urusan melihat fisik, taaruf juga harus menghasilkan data yang berkaitan dengan sikap, perilaku, pengalaman, cara kehidupan dan lain-lainnya. Hanya semua itu harus dilakukan dengan cara yang benar dan dalam koridor syariat Islam. Minimal harus ditemani orang lain baik dari keluarga calon istri atau dari calon suami. Sehingga tidak dibenarkan untuk pergi jalan-jalan berdua, nonton, boncengan, kencan, nge-date dan seterusnya dengan menggunakan alasan taaruf. Janganlah ta`aruf menjadi pacaran, sehingga tidak terjadi khalwat dan ikhtilath antara pasangan yang belum jadi suami-istri ini.


Minggu, 24 Oktober 2010 0 komentar

Belajar dari Ayam

"Ibu-ibu, bapak-bapak.... mana dulu yang bangun pagi? ayam jantan atau betina?"
Pertanyaan di atas adalah salah satu pertanyaan dari ustadz yang mengisi pengajian jum'at-an di RS tempat ku bekerja.
Dengan serentak kami pun menjawab ayam jantan.
"Salah.... ayam betina dulu pak-buk!" jawab ustadz dengan ekspresi datar
Kami yang hadir di sana pun udah mulai terperangah.
Kok salah ya? fikir ku
"Ayam jantan tu bangun jam 5 sedangkan ayam betina bangun jam 3" jelas ustadz
...................................................................................................


Setelah sesi tanya jawab tentang ayam tersebut, sang ustadz pun menjelaskan pada kami hikmah dari itu semua. Alam memberikan pelajaran pada kita sebagai manusia. Salah satu contohnya ya ayam tadi.
Manusia dianjurkan untuk bangun 1/3 malam pasti ada manfaat/ hikmahnya.
Suasana yang hening membuat kita bisa berkonsentrasi bermunajat kepada Allah. Allah pun berjanji barangsiapa yang berdoa pada 1/3 malam niscaya do'a nya akan dikabulkan.
Dan....
Coba kita flash back musibah yang terjadi di Indonesia khususnya, hampir semua musibah terjadi di saat manusia terlelap. na'udzubillah...
...................................................................................................
Balik lagi ke ayam (he...).
Ayam itu mengajarkan pada manusia yang sudah berpasangan.
Ayam betina bangun lebih dulu memberi tanda pada ayam jantan agar segera bangun dan keluar mencari makan. Barulah menjelang subuh si ayam jantan berkokok (anggap saja seperti adzan subuh).
...................................................................................................

Menjadi seorang Istri tidaklah mudah, dia lah manajer dalam rumah tangga. Ia lah menteri dalam negara kecilnya (red:Rumah Tangga).
Sampai-sampai ada ungkapan "di balik kesuksesan seorang laki-laki pasti ada wanita hebat di belakangnya".
Tapi.....
Sehebat-hebatnya seorang istri pastilah membutuhkan tempat untuk bersandar, bermanja-manja, menumpahkan semua suka-dukanya untuk kemudian diberi motivasi dan semangat untuk bangkit kembali yah... jawabannya adalah suaminya.
....................................................................................................
Entah benar ato tidak tentang kebiasaan ayam itu (secara ustadz itu gk ngasih sumber yang valid siy... :p) yang jelas alam selalu memberikan pelajaran pada manusia. Tinggal kitanya yang jeli atau tidak memperhatikan lingkungan sekitar.
Rabu, 20 Oktober 2010 0 komentar

Pembicaraan di Malam itu......

Malam itu....
Sebenarnya malam yang cukup melelahkan karena,
itu malam kedua dinas ku.
Tapi, salah satu teman shift ku yang laki-laki nggak henti-hentinya ngajak ngomong...
Sebut saja namanya DK .
Serasa di"nina bobok"kan olehnya (he...he...)
Tapi ya sudahlah, memang begitu orangnya. Hobinya bercerita, dan ngobrol.
Pada awalnya dia cuma bercerita tentang pengalamannya sebagai mantri di salah satu tempat di Jawa Barat. Cukup banyak dan seru juga pengalamannya. Bila dibandingkan dengan ku yang nggak ada apa-apanya.
......................................................................................................................................
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 2:55 am.
Hanya aq dan DK yang masih bertahan stand by di meja perawat.
Sedangkan 2 teman ku sudah nggak tahan lagi menahan kantuk.
Obrolan kami pun berlanjut setelah beberapa waktu sebelumnya ku nerima telp dari seseorang.
Aduh!
Tiba-tiba saja perutku sakit. Sepertinya magh ku kambuh. Ya sudahlah ku putuskan untuk makan.
Di tengah waktu makan ku, DK bercerita tentang pasien kami yang tidur se-bed tapi bukan pasangan suami-istri.
eh... DK malah bercerita (maaf sedikit porno) tentang hubungan intim.
Panjang lebar DK bercerita tentang kebiasaan wanita dalam berhubungan i**im
Ih.... jijiknya....
Walaupun cerita yang begini-an sudah lumrah bagi mahasiswa kesehatan, tapi bagi ku tetep ja nggak etis untuk diceritakan klo tidak penting untuk dibahas.
Semula aq tidak mudeng klo dia bercerita tentang pengalamannya sewaktu masih menjadi mahasiswa tapi sudah melakukan hubungan "itu" (maklum mata sudah ngantuk berat)
Tapi, tiba-tiba aq baru ngeh....
Ternyata dia bercerita tentang dia dan pacarnya sewaktu di Bandung dulu.
Dan lebih teruknya, ternyata pacarnya itu masih SMA dan mereka melakukan "itu" atas dasar suka sama suka.
Na'udzubillah.....
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Langsung terbelalak mata ku.....
DK bilang dia tobat, tapi ekspresi dia bercerita seperti tidak menyesal sama sekali.
DK bilang dia sengaja pergi dari Bandung ke Batam, supaya dapat wanita yang baik.
Tapi, DK kembali kecewa.
Karena yang DK lihat wanita di Batam pun tak jauh beda dengan yang di Bandung.
Aq pun hanya bisa tersenyum sinis ke DK sambil bergumam dalam hati
Memangnya dirimu sudah baik?
Mau dapat wanita baik tapi dirinya sendiri ......
Ya mana bisa.......
...........................................................................................................................................
Mari kita lihat di mbah google
Menurut Komisi Nasional Perlindungan Anak, 62,7 persen remaja SMP di Indonesia sudah tidak perawan. Hasil lain dari survei itu, ternyata 93,7 persen siswa SMP dan SMA pernah melakukan ciuman, 21,2 persen remaja SMP mengaku pernah aborsi, dan 97 persen remaja SMP dan SMA pernah melihat film forno (Palangkapost.com, 2010)

Penelitian LSM Sahabat Anak dan Remaja Indonesia (Sahara) Bandung antara tahun 2000-2002, remaja yang melakukan seks pra nikah, 72,9% hamil, dan 91,5% di antaranya mengaku telah melakukan aborsi lebih dari satu kali. Data ini didukung beberapa hasil penelitian bahwa terdapat 98% mahasiswi Yogyakarta yang melakukan seks pra nikah mengaku pernah melakukan aborsi. Secara kumulatif, aborsi di Indonesia diperkirakan mencapai 2,3 juta kasus per tahun. Setengah dari jumlah itu dilakukan oleh wanita yang belum menikah, sekitar 10-30% adalah para remaja. Artinya, ada 230 ribu sampai 575 ribu remaja putri yang diperkirakan melakukan aborsi setiap tahunnya. Sumber lain juga menyebutkan, tiap hari 100 remaja melakukan aborsi dan jumlah kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) pada remaja meningkat antara 150.000 hingga 200.000 kasus setiap tahun.

Selain itu survei yang dilakukan BKKBN pada akhir 2008 menyatakan, 63 persen remaja di beberapa kota besar di Indonesia melakukan seks pranikah. Dan, para pelaku seks dini itu menyakini, berhubungan seksual satu kali tidak menyebabkan kehamilan.

Sumber lain juga menyebutkan tidak kurang dari 900 ribu remaja yang pernah aborsi akibat seks bebas (Jawa Pos, 28-5-2001). Dan di Jawa Timur, remaja yang melakukan aborsi tercatat 60% dari total kasus (Jawa Pos, 9-4-2005).

........................................................................................................................................
Masih banyak lagi kalau mau ditelusuri satu persatu di google.
........................................................................................................................................
Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan keji dan
suatu jalan yang buruk. (QS. al-Isra' : 32)
Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, “Kebanyakan yang menyebabkan seseorang masuk neraka adalah mulut dan farj (kemaluan)”. Dan, sabda Rasul lainnya, “Tidak halal darah seorang muslim, kecuali tiga orang, yaitu laki-laki yang berzina, orang yang membunuh jiwa, dan orang yang meninggalkan agamanya (murtad) yang keluar dari jamaah muslim”.
Senin, 11 Oktober 2010 5 komentar

Untukmu Orang Tua ku :)


Kadang kita lupa bersyukur dengan apa yang sekarang kita punya. Masih diberi nikmat untuk bisa bernafas secara spontan tanpa bantuan
alat salah satu nikmat yang Allah berikan secara cuma-cuma. Mempunyai orang tua yang lengkap juga termasuk nikmat-Nya yang luar biasa. Kasih sayang dan perhatian yang kita dapat dari mereka bisa dikatakan tidak "cacat" karena diberikan langsung oleh orang yang tepat (ini tidak termasuk dalam keluarga yang orang tuanya sibuk di luar rumah dan mengabaikan hak-hak anak mereka).

Kali ini ku akan mengisahkan kembali pengalaman ku, mudah-mudahan bisa menjadi pelajaran bagi kita yang masih menyandang predikat sebagai anak yang masih memiliki orang tua yang masih hidup.

Malam itu, malam terakhir ku dinas setelah menjalani 3 shift malam untuk kemudian besoknya aku bisa libur kerja. Tanpa disangka dua pasien wanita yang sudah lansia masuk secara bersamaan dengan diagnosa yang hampir sama, satu kamar pula.
hhhhhhhhhhhhhhhhhh
Malam yang panjang......
Malam yang sibuk........
Malam yang menguras tenaga dan perasaan........
Shift yang membuatku ngantuk berat....... (secara temanku yang lain cuma dapat 2 shift malam)

Dua wanita itu sama-sama punya anak dan menantu. Dua wanita itu sama-sama dalam kondisi yang buruk dengan kesadaran apatis.
Kami yang cuma berempat dinas di ruangan itu hanya sibuk di kamar mereka saja. Untung OS yang lain tidak membutuhkan perhatian yang penuh.

Miris hati ini, sewaktu kak Rahmat meminta ku memberikan obat oral ke anak salah satu wanita itu untuk diminumkan ke Ibunya. Si anak menolak untuk memberikan langsung ke Ibunya.
Degh!!
"Suster saja yang berikan!!!" Kata si Anak
"Lho! kok gitu bu??" tanya ku heran
"Ya suster ja...." pintanya
"Ini kan cuma diminum ja bu...." jelas ku
"Ya suster ja, saya nggak bisa" belanya
"Ha?! gk bisa???"
"Ibu buka bungkus obatnya, masukkan tablet ini ke mulut ibu itu..... kemudian kasih minum.... ya seperti biasa kasih makan obat bu...." jelas ku dengan menahan jengkel
"Aduh, suster aja" sambil nyodorin obat itu ke arah muka ku.
hhhhhhhhhhhhhhhhhhh

Ku kira sulit juga memberikan obat ke Ibu itu..... secara umurnya sudah 7oth lebih. Jadi ku coba berkhusnudzon mungkin saja anaknya nggak mw kasih minum obat karena ni ibu suka membuang-buang obat atau susah minum obat. Tapi ternyata............................................................ nggak sampai 2 menit tu obat sudah hilang dari tanganku alias sudah diminum ma tu Ibu.
Itulah yang membuatku miris.
Anak tidak mau memberikan perhatian ke orang tua kandung di saat orang tua sudah lemah.

Kondisi manusia terus berputar, di saat bayi, manusia lemah kemudian tumbuh dan dewasa menjadi kuat dan seterusnya kembali lagi menjadi selemah-lemahnya manusia. Ya, menjadi manusia lanjut usia (lansia). Lansia keadaan dimana manusia kembali menjadi seperti bayi lagi. Mudah tersinggung, cengeng, (maaf) buang kotoran sembarangan dsb layaknya seperti bayi. Dan itulah saat dimana seorang anak benar-benar diuji kebaktiaan nya pada orang tua.

Ku tidak bermaksud menasehati orang lain, tulisan ini ku persembahkan untuk ku khususnya. Karena belum tentu suatu saat nanti aku akan sabar mengurus orang tua ku yang menjadi lansia. Bisa saja coretan sederhana ni menjadi cambuk di saat aq (mungkin) lalai dengan orang tua ku.
Wallahu'alam.....


Rabu, 06 Oktober 2010 5 komentar

Unek-unek

SEMUANYA PADA GANTI TEMPLATE.
YAH....WALAUPUN ADA TUH..YANG NGGAK PERNAH UPDATE TAPI GK KETINGGALAN GANTI TEMPLATENYA. HE....

KU KOK NGGAK MOOD YA MW GANTI?
MASIH ENAK DENGAN YANG INI KAYAKNYA.

Yoyen dalam Kenangan

Yoyen dalam Kenangan

 
;