Rabu, 26 Agustus 2009

Skizofrenia



Skizofrenia merupakan penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamine, yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).

Skizofrenia bisa mengenai siapa saja. Data American Psychiatric Association (APA) tahun 1995 menyebutkan 1% populasi penduduk dunia menderita skizofrenia.

75% Penderita skizofrenia mulai mengidapnya pada usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda memang berisiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stresor. Kondisi penderita sering terlambat disadari keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari tahap penyesuaian diri.

Pengenalan dan intervensi dini berupa obat dan psikososial sangat penting karena semakin lama ia tidak diobati, kemungkinan kambuh semakin sering dan resistensi terhadap upaya terapi semakin kuat. Seseorang yang mengalami gejala skizofrenia sebaiknya segera dibawa ke psikiater dan psikolog.

Gejala

Indikator premorbid (pra-sakit) pre-skizofrenia antara lain ketidakmampuan seseorang mengekspresikan emosi: wajah dingin, jarang tersenyum, acuh tak acuh. Penyimpangan komunikasi: pasien sulit melakukan pembicaraan terarah, kadang menyimpang (tanjential) atau berputar-putar (sirkumstantial). Gangguan atensi: penderita tidak mampu memfokuskan, mempertahankan, atau memindahkan atensi. Gangguan perilaku: menjadi pemalu, tertutup, menarik diri secara sosial, tidak bisa menikmati rasa senang, menantang tanpa alasan jelas, mengganggu dan tak disiplin.

Gejala-gejala skizofrenia pada umumnya bisa dibagi menjadi dua kelas:

1. Gejala-gejala Positif

Termasuk halusinasi, delusi, gangguan pemikiran (kognitif). Gejala-gejala ini disebut positif karena merupakan manifestasi jelas yang dapat diamati oleh orang lain.

1. Gejala-gejala Negatif

Gejala-gejala yang dimaksud disebut negatif karena merupakan kehilangan dari ciri khas atau fungsi normal seseorang. Termasuk kurang atau tidak mampu menampakkan/mengekspresikan emosi pada wajah dan perilaku, kurangnya dorongan untuk beraktifitas, tidak dapat menikmati kegiatan-kegiatan yang disenangi dan kurangnya kemampuan bicara (alogia).

Meski bayi dan anak-anak kecil dapat menderita skizofrenia atau penyakit psikotik yang lainnya, keberadaan skizofrenia pada grup ini sangat sulit dibedakan dengan gangguan kejiwaan seperti autisme, sindrom Asperger atau ADHD atau gangguan perilaku dan gangguan stres post-traumatik. Oleh sebab itu diagnosa penyakit psikotik atau skizofrenia pada anak-anak kecil harus dilakukan dengan sangat berhati-hati oleh psikiater atau psikolog yang bersangkutan.

Pada remaja perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit yang merupakan faktor predisposisi skizofrenia, yaitu gangguan kepribadian paranoid atau kecurigaan berlebihan, menganggap semua orang sebagai musuh. Gangguan kepribadian skizoid yaitu emosi dingin, kurang mampu bersikap hangat dan ramah pada orang lain serta selalu menyendiri. Pada gangguan skizotipal orang memiliki perilaku atau tampilan diri aneh dan ganjil, afek sempit, percaya hal-hal aneh, pikiran magis yang berpengaruh pada perilakunya, persepsi pancaindra yang tidak biasa, pikiran obsesif tak terkendali, pikiran yang samar-samar, penuh kiasan, sangat rinci dan ruwet atau stereotipik yang termanifestasi dalam pembicaraan yang aneh dan inkoheren.

Tidak semua orang yang memiliki indikator premorbid pasti berkembang menjadi skizofrenia. Banyak faktor lain yang berperan untuk munculnya gejala skizofrenia, misalnya stresor lingkungan dan faktor genetik. Sebaliknya, mereka yang normal bisa saja menderita skizofrenia jika stresor psikososial terlalu berat sehingga tak mampu mengatasi. Beberapa jenis obat-obatan terlarang seperti ganja, halusinogen atau amfetamin (ekstasi) juga dapat menimbulkan gejala-gejala psikosis.

Penderita skizofrenia memerlukan perhatian dan empati, namun keluarga perlu menghindari reaksi yang berlebihan seperti sikap terlalu mengkritik, terlalu memanjakan dan terlalu mengontrol yang justru bisa menyulitkan penyembuhan. Perawatan terpenting dalam menyembuhkan penderita skizofrenia adalah perawatan obat-obatan antipsikotik yang dikombinasikan dengan perawatan terapi psikologis.

Kesabaran dan perhatian yang tepat sangat diperlukan oleh penderita skizofrenia. Keluarga perlu mendukung serta memotivasi penderita untuk sembuh. Kisah John Nash, doktor ilmu matematika dan pemenang hadiah Nobel 1994 yang mengilhami film A Beautiful Mind, membuktikan bahwa penderita skizofrenia bisa sembuh dan tetap berprestasi.


(sumber: http://perawatjiwaunpad.blogspot.com/2008/05/skizofrenia.html)

8 komentar:

captain Gi mengatakan...

kalo punya teman imajinasi gimana tuh..??
bukan schizophernia kan..

masak aq sakit schizofernia..
kasian dunkz temen imajinasi aq, si SIGI..
hiks..hiks..

Nophe mengatakan...

To Cap-Gee':
Anak2 juga memiliki imajinasi malah sangat kuat.
Apa semua anak bisa dikatakan memiliki skizo?

captain Gi mengatakan...

eh malah nanyak pulak ibu ini...
kalo menurut aq, Dr. Sugi Kurniadi, M.Psi
halusinasi itu baik selama positif..
merupakan perkembangan kreativitas otak kanan yang jarang dimiliki orang banyak..
Jadi itu bukan Skizo...

Skizo masih menjadi bahan penelitian sampai saat ini..

gitu bu...

NB: jgn pake nama "Cap-Gee'" emang aq apaan, Cap Go meh maksudnya..
tulis yang lengkap "Captain-Gi", MENGERTI...?!!

Nophe yang Baek mengatakan...

to Sugi:
maksudQ bkn bertanya balik ma sugi, tapi bisa tarik kesimpulan ndiri.
BTW, imajinasi n halusinasi itu beda mas!
imajinasi itu positif sedangkan halusinasi negatif. halusinasi salah satu penyakit kejiwaan tau'.
Capek lahh tulis Captain-Gi. mpe keseleo jari2 ku.
hwa...ha.....ha.....

Novalisabatam mengatakan...

to Sugi:
Sugi.....................
klo dirimu akhwat tak cubit2.
Bis gemesssssssssss aq.
Orang plg narsis n super nyebelin tau'
Narsis mu itu loh nggak ketulungan

captain Gi mengatakan...

e..e.. ibu ini...
malah gemes pulak....!!
itu bukan narsis bunda, itu namanya percaya diri..
kalau imajinasi dan halusinasi itu beda, yang lebih kongkritnya seperti apa, masak cuma positif dan negatifnya aja pembedanya....
aq pussssiiiing ni bedainnya....?"!!@"?>
[kalo ga bisa jawab, tulis "AKU NYERAH..."]
hohoho ntar lagi lebaran...
buat kue lebaran tak dirumah..???
[kalo dilihat dari jam terbangnya yang tinggi, paling2 umminya yang buat, dibantu dek lisa, sama adiknya, abinya ikut juga bantuin, NOPHA kemana...???? Oooo... ngurusin proyek re-NOVA-c nya tuh, hahaha...]

Novalisabatam mengatakan...

Nophe yg baek:

untuk penjelasan skizo aq gk bisa memberi jwbn yg memuaskan krn pasien nya langsung belum pernah aq lihat. Sewaktu di Pekanbaru paling banyak aq jumpai pasien dengan halusinasi baik halusinasi pendengaran dan halusinasi penglihatan, trus pasien Harga Diri Rendah, pasien narkoba, gelandangan, trus pasien Perilaku Kekerasan trus.... palagi ya? aq lupa juga tuh Gee'.
untuk imajinasi, coba sugi lht anak2. mereka suka berperilaku yang berandai-andai kan?
misalnya: boneka dianggap sebagai anak bayi, main dokter2an, trus maen tanah dibuat macam2 bentuk.
yah ... pokoknya gitu lah....
Untuk lebih jelas mending tanya ma Psikolog. Krn aq kan cuma seorang mhsw keperawatan

untuk kue lebaran. Pasti selalu ada. untuk 2 minggu ni krn aq selalu prg ke kampus jadi ya.... adek dan ibu ku yang buat. Ntar 1 mggu menjelang lebaran baru aq turun tangan.....
Gitu Gee'..................................

captain Gi mengatakan...

ya udah deh...
thats enough..
I am little afraid I have skizo..
but still ok right now..

Mmm,.. kalo seminggu sebelum lebaran, dah kelar mah buat kuenya... waktunya persiapan lebaran...

aku mau buktinya...!!!
simpankan bukti otentik kue buatanmu padaku..
dan aku akan percaya...
hahahah...

Posting Komentar

Yoyen dalam Kenangan

Yoyen dalam Kenangan

 
;