Rabu, 28 Oktober 2009 0 komentar

KISPA: Jadikan Jumat Ini sebagai Hari Pembelaan Masjid Al-Aqsha


Rezim Israel telah melakukan tindakan penistaan dan penodaan terhadap kemuliaan dan kesucian masjid Al Aqsha, kiblat umat Islam pertama yang berada di tanah suci Al Quds.

Tindakan penistaan dan penodaan tersebut terjadi pada hari Ahad, 25/10/2009, ketika ratusan pasukan Rezim Israel dengan arogan dan sombongnya menyerbu tempat suci umat Islam, mereka masuk ke pelataran masjid Al Aqsha, memukuli jama’ah dan menembakkan peluru karet, gas air mata, serta melemparkan granat.

Akibatnya, jama’ah masjid luka-luka, darah berceceran membasahi pelataran masjid, banyak korban berjatuhan, dan sebagian lagi di tangkap.

Kekerasan dan kebiadaban terus berlanjut, masjid suci kaum muslimin dinodai oleh tangan-tangan jahat Rezim Israel, akankah kita berdiam diri saja ???

KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina) yang peduli terhadap perjuangan bangsa Palestina dan masjid Al Aqsha, , Selasa, 27/10/09 mengeluarkan 5 butir pernyataan sikap.

Dalam pernyataannya, KISPA mengutuk Rezim Israel yang telah melakukan penistaan dan penodaan terhadap masjid Al Aqsha, kiblat umat Islam yang pertama.

Selain itu juga mendesak pemimpin Arab dan Islam untuk segera mengambil tindakan penyelamatan terhadap kota Al Quds khususnya masjid Al Aqsha dari upaya penghancuran oleh Rezim Israel.

Kepada pemerintah Indonesia, KISPA mendesak untuk mendukung penuh perjuangan rakyat Palestina dalam menjaga kemuliaan masjid Al Aqsha dan meraih kemerdekaan yang hakiki dari tangan penjajah Rezim Israel.

Dalam pernyataan poin ke empat, KISPA meyerukan kepada para ulama dan umat Islam untuk menjadikan hari Jum’at, tanggal 30/10/2009 sebagai hari PEMBELAAN TERHADAP MASJID AL AQSHA.

Poin terakhir, KISPA mengajak kaum muslimin, rakyat Indonesia untuk mendukung dan mendoakan perjuangan rakyat Palestina serta melakukan aksi solidaritas pembelaan terhadap masjid Al Aqsha.

Pernyataan sikap yang ditanda tangani oleh H. Ferry Nur S,Si, ketua dan Andi Syaefuddin , SE sekretaris Jendral diakhir dengan iringan doa semoga Allah membantu perjuangan hamba-Nya dan memberikan kemenangan yang hakiki. Amin.
http://www.eramuslim.com
0 komentar

MER-C: “Ada Aparat Negara yang Dukung NAMRU”




MER-C mengungkapkan adanya indikasi NAMRU sebagai lembaga yang didukung oleh sebagian aparatur pemerintah. Aparatur pemerintah tersebut ingin keberadaan NAMRU dilanjutkan walaupun Menkes yang lama, Siti Fadilah Supari, sudah menutup lembaga riset tersebut.

“Beberapa orang yang kami tenggarai sebagai pendukung NAMRU dan perlu kami kritisi dan kami ingatkan kepada public adalah saudara Dino Pati Djalal yang sekarang menjabat sebagai Juru Bicara Presiden RI dan Menteri Kesehatan yang baru Ibu Endang Rahayu,” demikian ungkap Presidium sekaligus pendiri LSM MER-C, Joserizal Jurnalis.

“Kami mewaspadai secara personal kepada Ibu Endang karena beliau pernah membawa virus kita ke luar negeri dan mengatakan bahwa hal ini adalah hal biasa dan merupakan hak dia sebagai peneliti. Untuk itu, kami mempertanyakan loyalitas beliau kepada Negara ini,” tambah Joserizal.

Lebih lanjut Jose menjelaskan apabila dilihat dari segi kaidah penelitian memang sepertinya membawa virus keluar untuk diteliti dan dibuat vaksin bukan suatu masalah. Namun, virus adalah hal yang sangat penting dan mutlak adalah milik negara kita. Apabila Negara lain atau pihak lain yang ingin melakukan sharing terhadap virus tersebut seperti untuk masalah ilmu pengetahuan dsb, harus ada ketentuan yang jelas bahwa DNA virus atau apapun informasi yang ada pada virus tersebut tidak digunakan untuk hal-hal yang bersifat bisnis, apalagi digunakan untuk hal-hal yang lebih mengerikan lagi seperti senjata biologis.

“Sebagai seorang menteri seharusnya Menkes terpilih tidak mempunyai mindset bahwa penelitian hanya penelitian (experiment is experiment) karena penelitian menyangkut kepentingan banyak orang dan menyangkut nasib serta pertahanan bangsa dan Negara. Menkes yang baru harus mempunyai intergritas untuk melindungsi rakyat Indonesia. Saya yakin apabila bu Menteri tidak waspada dan tidak ingin membela rakyatnya, maka kejadian seperti NAMRU akan terulang,” papar Jose.

Terkait adanya perjanjian antara sipil dengan sipil, Presidium MER-C tersebut juga menjelaskan bahwa hal ini bukan masalah militer dengan sipil atau sipil dengan sipil. Ia menegaskan masalah kerjasama penelitian dengan Negara-negara lain bisa saja dilakukan sepanjang penelitian itu dilakukan untuk kepentingan umat manusia. Yang perlu diwaspadai adalah poin-poin kerjasama dalam perjanjian penelitian tersebut.

“Menkes yang baru, dalam konteks kerjasama dengan NAMRU mungkin tidak. Tapi dalam konteks kerjasama dengan yang lain harus diwaspadai jangan sampai terjadi seperti NAMRU. Negara harus bisa mengawasi dan mendapat akes terhadap sampel-sampel itu. Harus ada pengawasan yang lebih trasparan dan ahli-ahli kita harus diingatkan bahwa penelitian tidak hanya penelitian,” tambah Jose lebih lanjut.

MER-C sebagai lembaga non pemerintah hanya bisa dan akan terus mengawasi kebijakan pemerintah terutama terkait masalah kesehatan. Apabila terbukti Menkes yang baru nanti terbukti tidak peduli terhadap rakyatnya, maka MER-C akan melayangkan protes keras kepada Presiden Republik Indonesia
http://www.eramuslim.com
Selasa, 13 Oktober 2009 2 komentar

Merugilah Jika Mengharap Pujian Manusia

Kuping ku begitu kuat merespon jika mendengar kata-kata yang berhubungan dengan kejiwaan. Kejadian ini terjadi sewaktu aku menonton berita. Karena merasa agak membosankan ku tinggal sebentar televisi yang masih on itu ke dapur. Perutku sudah nggak sabar lagi menunggu untuk diisi. Tiba-tiba sang pembaca berita menyebutkan bahwa Clara Sumarwati Wanita Indonesia dan Asia Tenggara pertama yang berhasil mencapai Puncak Everest itu mengalami gangguan jiwa. Wah... I like it.
Ku tonton berita dengan seksama. Namun, ada hal terakhir yang aku tidak suka dari yang disampaikan si pembaca berita itu. Beliau menyebutkan klo gangguan jiwa yg dialami bu Clara itu terjadi krn bangsa ini (red:pemerintah) tidak bisa menghargai apa yang sudah dilakukan oleh bu Clara itu. (kira-kira seperti itu lah yang disampaikan oleh pembaca berita itu).

Ada benarnya juga apa yang disampaikan oleh si pembaca berita itu. Tapi jangan hanya pemerintah yg harus disalahkan. Menurut ku, jika kita melakukan sesuatu hanya ingin mendapatkan pujian atau award dari manusia betapa kecil apa yang kita lakukan. Begitu juga sebaliknya jika melakukan dengan tujuan memenuhi kepuasan yang tak bisa tergantikan, atau ingin mengetahui betapa AGUNG nya penciptaan Tuhan yang tak seorang pun mampu menandingiNya justru itu mempunyai nilai yang BESAR.

Klo semua Ibu di dunia menjalani perannya dengan tujuan ingin dipuji atau dikasih award oleh manusia, apa yang terjadi??????????????????
Sabtu, 10 Oktober 2009 0 komentar

SAY NO TO MIYABI !!!!!!!!

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.

Yoyen dalam Kenangan

Yoyen dalam Kenangan

 
;